REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan mengatakan alat-alat untuk deteksi aktifitas vulkanik anak gunung krakatau itu sudah ada. Seperti, alat seismografnya dan pendeteksi ketinggian gelombang air laut.
Jonan mengatakan, BMKG akan memasang alat untuk memindai ketinggian gelombang, sebagai antisipasi jika terjadi gelombang pasang. "Agar ada pemberitahuan kepada masyarakat yang tinggal di garis pantai untuk bisa mengungsi atau berpindah," ujarnya pada wartawan, di pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi pos pengamatan gunung api krakatau, Serang, Banten, Jumat ( 28/12).
Kemudian, Jonan menjelaskan secara teori kalau aktifitas vulkanik anak gunung krakatau sebenarnya yang besar belakangan itu dibulan September tahun ini. "Tapi kalau dibandingkan ketinggian erupsi dan amplitudonya sekarang ini bulan Desember ini mungkin tidak seperempat dibanding bulan september," jelasnya.
Maka dari itu, Jonas juga koordinasi ke BNPT, Badan Geologi ESDM, LIPI dan BMKG untuk pelajari kejadian tsunami yang terjadi di Banten. Ia juga melanjutkan kalau sudah terjadi tsunami itu mestinya diperlukan longsoran yang amat sangat besar semestinya.
"Dan kalau misalnya aktivitas tsunami karena gunung saya kira enggak sih," ujarnya.
Untuk fasilitas di pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi pos pengamatan gunung api krakatau, Serang, Banten. Menurut Jonan, alat seismograf disini kurang lebih sudah cukup, hanya saja ada yang rusak, dan akan segera dipasang lagi di Gunung Anak Krakatau.
"Jadi gini, ini sudah rusak berapa kali, ini dipindahlah, pinjam alat dari tempat lain, karena kalau pengadaan saya rasa akan makan waktu lama sekali," jelasnya lagi.