REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Ketua Tim Tanggap Darurat Letusan Anak Gunung Krakatau, Kushendratno, mengungkapkan, alat seismograf untuk memantau gunung di sana ada empat. Namun sayang, ketika terjadi tsunami tiga alat pendeteksi itu rusak dan mati.
Hanya satu alat seismograf yang hidup di Pulau Setung. Karena itu, pemerintah akan menambah dua alat lagi di pulau Panjang dan Krakata.
"Nunggu kondisi cuaca dan gelombang dulu, baru dipasang," ujar Kushendratno pada wartawan, di Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pos Pengamatan Gunung Api Krakatau, Serang, Banten, Jumat ( 28/12).
Baca juga, BMKG Pastikan Longsor Gunung Anak Krakatau Sebabkan Tsunami.
Kushendratno mengaku alat seismograf ini harganya ratusan juta. Bentuk alatnya seperti kaleng cat dan ditanam di dalam dan dipasang kabel untung masuk ke dalam intstrumen seismometer.
Kendati demikian, ia mengimbau masyarakat tidak boleh berada di radius 5 kilometer dari Gunung Anak Krakatau karena masih berbahaya. Pantauan Republika.co.id saat berada di lokasi angin terasa berhembus kencang disertai hujan. Namun situsi cerah kembali, meski angin tetap terus berhembus.