REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Sejumlah nelayan di Teluk, Kecamatan Labuan, Pandeglang mengharapkan Kementerian Kelautan menyalurkan bantuan kapal maupun perahu bermesin motor pascabencana tsunami.
"Kami bingung kapal untuk mencari nafkah rusak berat," kata Yanto, seorang nelayan Teluk,Labuan, Pandeglang, Jumat (28/12)
Diperkirakan puluhan kapal di Teluk Labuan mengalami kerusakan berat. Meski, dirinya tinggal di pengungsian, namun ia sudah tiga kali melihat kondisi kapal yang terdampar di Pantai Labuan.
"Kami berharap setelah normal nanti mendapat bantuan kapal untuk kembali menjalankan usaha menangkap ikan," katanya.
Begitu juga Suryadi, seorang nelayan warga Lentera Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang mengaku dirinya bersama ratusan nelayan kebingungan setelah kapal dan perahu mengalami kerusakan akibat diterjang gelombang tsunami.
Sebagian besar penduduk di sini mengandalkan kehidupan dari menangkap ikan, namun jika kapal dan perahu rusak tentu tidak bisa melaut.
Karena itu, dirinya berharap pemerintah dapat membantu penyaluran kapal dan perahu kincang. Saat ini, ujar dia, nelayan di Pantai Labuan masih mengungsi dan tidak berani melaut karena khawatir terjadi bencana susulan.
"Kami sangat senang jika menerima sarana alat tangkap berupa perahu maupu kapal," ujar Suryadi,saat ditemui di pengungsian GOR Labuan.
Berdasarkan pantauan, menunjukan banyak kapal dan perahu di sekitar Pantai Labuan dan Teluk mengalami kerusakan akibat diterjang gelombang tsunami. Bahkan, diantaranya kapal tersebut bersandar ke darat.
"Kami tentu cukup berharap adanya bantuan, karena nelayan di sini masuk kategori nelayan kecil dan dipastikan tidak memiliki modal usaha," kata Mahmud, seorang nelayan Teluk Labuan.