REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo (BS) tak menerima sanksi yang diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Keputusan larangan dirinya terlibat dalam sepak bola seumur hidup dianggapnya terasa janggal.
"Saya tidak terima sanksi seumur hidup itu. Saya rasa ini janggal ya," kata mantan pengatur skor itu saat ditemui wartawan di Jalan Surabaya, Kota Malang, belum lama ini.
Kejanggalan ini, kata BS, karena berkaitan dengan percobaan penyuapan bersama PSN Ngada. BS sempat mengajak kerja sama pihak terkait agar dapat lolos dari lingkaran degradasi Liga 3 Indonesia. Tawaran yang diberikan yakni sama-sama menyumbang uang suap sekitar Rp 100 juta untuk satu oknum pengatur skor.
"Kasus saya di sini kan menurut mereka ada percobaan untuk mengajak (patungan untuk lolos) ke Ngada kan? Padahal 2015 itulah kasus saya yang match fixing-nya," jelas BS.
Di sisi lain, BS mengaku belum pernah diajak komunikasi sekali pun dengan Komdis PSSI terkait kasus ini. Ia juga merasa belum menerima surat panggilan pemeriksaan. Dalam hal ini, BS belum mengikuti sidang sama sekali dengan pihak tersebut.
Saat ditanyai langkah yang akan diambil, BS mengaku akan membicarakan terlebih dahulu dengan rekanannya. Kemungkinan besar ia akan melakukan banding atau somasi kepada Komdis PSSI. Hal yang pasti, ia tidak menerima keputusan PSSI yang dianggap aneh tersebut.
BS menerangkan, informasi sanksi tersebut bukan dari Komdis PSSI. Laporan ini justru muncul dari grup-grup media sosial wasit, pemain, dan wartawan sepak bola. "Malah mereka mempertanyakan, 'sudah terima?'. Ya saya jawab, 'saya belum terima'. Kaget juga saya," jelasnya.
Komdis PSSI menghukum Manajer Persekam Metro FC, Bambang Suryo, dengan larangan beraktivitas dalam ruang lingkup sepak bola Indonesia seumur hidup. Komdis PSSI menyatakan Bambang Suryo melakukan tingkah laku buruk pada pertandingan PSN Ngada versus Persekam Metro FC pada 26 November lalu di kompetisi Liga 3. Bambang Suryo disebut berupaya menyuap tim PSN Ngada.
Sanksi ini menjadi yang kedua bagi Bambang Suryo. Pada 2015, pria yang akrab dipanggil BS itu pernah dihukum larangan beraktivitas dalam lingkungan sepak bola PSSI selama seumur hidup. Hukuman ini muncul karena skandal yang sama, yakni pengaturan skor.