Jumat 28 Dec 2018 20:45 WIB

In Picture: Pemantauan Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Masyarakat dilarang untuk berada dalam radius lima kilometer. .

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Mohamad Amin Madani

Anggota TNI memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

Aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12). (FOTO : Republika/Putra M. Akbar)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,  PANDEGLANG -- Anggota TNI memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau saat erupsi terlihat dari KRI Torani 860 di Perairan Selat Sunda, Lampung Selatan, Jumat (28/12).

Petugas pos pengamatan Gunung Anak Krakatau mencatat ada sembilan kali letusan dalam satu menit. Jumlah tersebut menurun daripada hari sebelumnya yang terjadi letusan 14 kali per menit.

Anak Gunung Krakatau mengeluarkan awan panas pada Jumat (28/12) pagi. Awan panas yang terlihat petugas pos pantau dilaporkan mengarah ke selatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement