REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Kapolda Papua Irjen Martuani Sormin Siregar menyebutkan dalam penyelesaian persoalan di Papua, terutama terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB), perlu sinergi antarinstansi. Sebab, kondisi di Papua mulai dari luas, akses, dan cuaca lebih menjadi tantangan bagi penyelesaian konflik.
"Perlu sinergi antarinstansi, lembaga, dan pemerintah karena perlu diingat bahwa luas Provinsi Papua ini tiga kali Pulau Jawa," katanya, didampingi Wakapolda Brigjen Yakobus Marzuki dan Kabid Humas Kombes Pol AM Kamal, dalam refleksi akhir tahun 2018, di Mapolda Papua, Kota Jayapura, Jumat.
Dia mengemukakan bahwa hanya tiga kabupaten di Papua yang sementara ini bisa dilewati melalui jalur darat, yakni Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, dan Kabupaten Jayapura. "Selebihnya lewat udara, carter pesawat," kata dia.
Bahkan, ia mengatakan, sebagian maskapai yang beroperasi di Papua meminta agar dirinya tidak pakai pakaian dinas saat terbang. "'Nanti kami dibedil (ditembaki, Red)'. Jadi sangat sulit untuk hadapi KKB, apalagi berbaur dengan masyarakat sehingga perlu waktu untuk tangani hal itu," katanya.
Selain itu, ujar dia, perlu dukungan dari media dalam pemberitaan yang edukatif dan tidak provokatif, serta kerja sama antara lembaga, termasuk Forkompimda. "Saya katakan, Polda Papua tidak bisa sendiri dalam menyelesaikan kasus-kasus seperti itu (penanganan KKB, Red). Perlu sinergi," katanya lagi.
Kapolda juga mengungkapkan alasan mengejar KKB sebagai pekerjaan yang sulit. Selain wilayah luas dan akses terbatas, ia mengatakan, medan dan cuaca juga menjadi hambatan.
"Medan yang sulit, faktor cuaca dan hal lainnya. Tapi, saya meyakini dan percayai bahwa kondisi aman di Papua tak lepas dari yang Maha Kuasa," katanya pula.