REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof KH Ma'ruf Amin mengungkapkan, terjadinya bencana tsunami Selat Sunda, tidak semata-mata karena adanya kemaksiatan seperti yang disebut-sebut sebagian kelompok masyarakat.
"Jadi, itu tidak semata-mata ya (karena maksiat, red). Aceh itu kan daerah agama, bagus juga, tapi kena tsunami juga," ujar Kiai Ma'ruf saat ditanya di sela-sela acara Istighosah di Pondok Pesantren Mathla'ul Anwar Linahdlatil Ulama (Malnu), Menes, Pandeglang, Banten, Sabtu (29/12) pagi.
Menurut dia, bencana tsunami memang bisa saja ada hubungannya dengan perilaku buruk manusia, tapi bisa juga tidak ada hubungannya dengan perbuatan maksiat masyarakat. Karena, menurut dia, bencana itu ada juga yang sifatnya ujian.
"Itu kan memang ada yang sifatnya kan ujian kalau menurut agama itu. Bisa juga ada yang bentuknya azab," ucap Ketua Umum MUI ini.
Namun, menurut Kiai Ma'ruf, jika dilihat dari telak geografisnya, Indonesia memang berada di kawasan rawan bencana, di mana struktur kedaerahannya terdapat lempengan-lempengan yang bisa menyebabkan terjadinya banyak bencana.
Menurut dia, bencana tsunami ini juga bisa terjadi di negara-negara lainnnya yang rawan bencana seperti halnya di Jepang. Karena itu, menurut Kiai Ma'ruf, bencana tsunami itu tidak selalu terjadi di daerah-daerah yang terdapat banyak maksiat.
"Tidak berarti kemudian di daerah yang tidak terkena itu tidak ada maksiat ya. Banyak juga daerah yang maksiatnya banyak, tapi tidak ada tsunami," kata Calon Wakil Presiden nomor urut 01 ini.