Ahad 30 Dec 2018 01:10 WIB

Lindungi Fauna Khas, Galapagos Larang Nyalakan Kembang Api

Larangan tidak berlaku untuk kembang api yang hanya menghasilkan cahaya tanpa suara.

Rep: Sri Handayani/ Red: Israr Itah
Singa laut di Galapagos, Ekuador.
Foto: EPA/JOSE JACOME
Singa laut di Galapagos, Ekuador.

REPUBLIKA.CO.ID, GALAPAGOS -- Kembang api telah dilarang di Galapagos, Ekuador. Pemerintah setempat menerapkan aturan tersebut untuk melindungi fauna khas kepulauan tersebut. 

Dewan lokal dengan suara bulat menyepakati larangan untuk mengimpor, menjual, mendistribusikan, dan kembang api di Provinsi Galapagos. Laman daring New Strait Times menulis, larangan tidak berlaku untuk kembang api yang hanya menghasilkan cahaya tanpa suara. 

Pulau-pulau di Kepulauan Galapagos dikenal ramah untuk ribuan wisatawan. Larangan dikeluarkan hanya beberapa hari sebelum perayaan Tahun Baru. Biasanya, banyak orang menyalakan kembang api di pulau-pulau pada momen tersebut. 

"Ekosistem Kepulauan Galapagos terpengaruh (oleh kembang api), terutama fauna yang unik," kata salah seorang anggota dewan, seperti dikutip dari New Strait Times pada Sabtu (29/12). 

Dewan juga ingin menghindari potensi penurunan kualitas udara atau polusi sumber air. Hewan-hewan telah menderita karena peningkatan detak jantung, tekanan saraf, dan kecemasan. Ini secara khusus mengubah perilaku mereka dan memengaruhi kelangsungan hidup spesies yang mendiami situs warisan dunia milik Ekuador ini.

"Ini adalah hadiah untuk konservasi bagi Ekuador dan dunia," Lorena Tapia, Presiden Dewan Lokal, mengatakan di akun Twitter-nya.

Kampanye untuk membatasi penggunaan kembang api di Kepulauan Galapagos diluncurkan pada 2017. Plastik sekali pakai juga telah dilarang di kepulauan itu, sekitar 1.000 kilometer (600 mil) di lepas pantai Ekuador.

Dikenal karena spesies endemiknya, Kepulauan Galapagos memainkan peran penting dalam studi naturalis Inggris Charles Darwin, sebelum ia menemukan teorinya tentang evolusi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement