REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengatakan, skandal pengaturan skor pertandingan sepak bola bisa saja tertinggi di Liga 1, yang merupakan kasta tertinggi dalam kompetisi sepak bola di Indonesia. Polri mengatakan telah mendapat dukungan dari PSSI untuk memberantas mafia pengaturan skor.
"Iya tidak menutup kemungkinan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, saat dikonfirmasi, Ahad (30/12).
Sejauh ini, lanjut Dedi, Satgas Antimafia Bola telah memeriksa belasan saksi terkait praktik pengaturan skor. Liga 2 dan 3, kata Dedi telah terindikasi kuat dalam kasus pengaturan skor. Dua liga tersebut pun menjadi pintu awal polisi dalam mengungkap lebih luas kasus mafia bola.
Dedi mengklaim, kepolisian sudah mendapat dukungan dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia dalam upaya pemberantasan mafia bola yang ada di Indonesia. "Ketua PSSI (Edi Rahmayadi) sudah berkomitmen akan mendukung secara penuh satgas ini untuk memberantas mafia pengaturan skor dan merusak persepakbolaan indonesia," kata Dedi.
Hingga Ahad (30/12), ada empat tersangka yang sudah ditangkap polisi. Mereka adalah Komisi Disiplin PSSI Dwi Irianto alias Mbah Putih, anggota Komite Eksekutif PSSI Johar Ling En serta dua orang lain yaitu mantan Komisi Wasit, Priyanto dan anaknya, Anik.
Terkait kasus pengaturan Skor, Dedi menambahkan, polisi akan menjerat para pelaku dengan pasal penyuapan. Namun, tidak menutup kemungkinan polisi juga akan menjerat pelaku dengan pasal berlapis seperti pasal Pencucian Uang.