REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memberikan penghargaan kepada Danone-AQUA sebagai perusahaan inovatif dalam upaya pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS). Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya kepada Sustainable Development Director Danone-Indonesia, Karyanto Wibowo di Purwakarta, Jawa Barat.
Acara pemberian penghargaan ini dilaksanakan bersamaan dengan pencanangan Gerakan Nasional Pemulihan Daerah Aliran Sungai yang mengangkat tema 'DAS Sehat, Sejahterakan Rakyat' di areal Persemaian Permanen Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (29/12).
Siti Nurbaya mengatakan kerusakan DAS banyak disebabkan kerusakan daerah hulu akibat lahan kritis. Solusi untuk memulihkan dan menekan meluasnya kekritisan lahan antara lain dengan melakukan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL), baik melalui upaya revegetasi maupun pembangunan sarana pencegah erosi-sedimentasi.
“RHL ini hasilnya harus terukur dan dilaksanakan secara efekif dan transparanm” kata Siti.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendapatkan penjelasan tentang konservasi yang dilakukan Danone-AQUA di hulu - tengah - hilir yang disampaikan Arman Abdurrohman, Sustainable Development Manager Danone-Aqua (kanan).
Menurut Siti, diperlukan kerja sama multipihak dalam proses penanaman pohon dan memanfaatkan inovasi teknologi untuk memantau dan memonitor tumbuhnya pohon.
Danone-AQUA dinilai telah mengembangkan program-program konservasi inovatif terintegrasi dari hulu hingga hilir dengan melibatkan para pemangku kepentingan.
Di wilayah hulu, dikembangkan beberapa program yang bertujuan untuk meresapkan lebih banyak air ke dalam tanah. Salah satunya adalah membangun DAM/bendungan resapan yang letaknya berada di patahan tempat meresapnya air berdasarkan penelitian ilmiah. DAM efektif mengurangi erosi dan rata-rata dapat meresapkan air sebanyak lebih dari 63 juta liter/tahun.
Selain itu, Danone-AQUA juga membuat kolam air (water pond) yang dipadukan dengan Program Penyediaan Akses Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan (WASH). Tujuannya untuk meresapkan air sekaligus menjaga keberlanjutan sumber air bagi masyarakat di sekitarnya.
Inovasi lain yang dikembangkan adalah program Jasa Lingkungan (PES) dengan skema investasi bersama untuk lingkungan dengan metode lelang konservasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sekitar DAS Rejoso – Pasuruan.
Penjelasan tentang proses penanaman dan pemantauan pohon yang dilakukan Danone-AQUA berbasis web dan aplikasi handphone kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya (kiri).
Di wilayah tengah, Danone-AQUA juga membuat sumur resapan knock down yang dapat dibongkar pasang, sehingga mempermudah pemasangan dan pemindahannya. Sampai saat ini, telah terbangun lebih dari 1.200 sumur resapan dimana jumlah yang bisa masuk ke dalam sumur resapan adalah 144 juta liter/tahun. Di Pabrik Ciherang, pembuatan sumur resapan juga diintegrasikan dengan instalasi panen air hujan (PAH) skala besar sehingga dapat memanen air minimal 36 juta liter/tahun.
Sementara itu di wilayah hilir, untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membuang sampah botol plastik ke lingkungan yang bisa mencemari DAS, Danone-AQUA mengajak masyarakat Indonesia turut terlibat aktif dalam Gerakan #Bijakberplastik.
Gerakan ini bertujuan membangun budaya daur ulang sampah. Salah satu piranti yang digunakan adalah Smart Drop Box (SDB), dimana konsumen dapat akan mendapatkan insentif dari sampah botol yang dibuang di alat ini. SDB diletakkan di mini market Alfamart di wilayah Jakarta dan Tangerang, serta akan diperluas ke wilayah lain di Indonesia. Danone-AQUA juga telah meluncurkan botol air kemasan yang terbuat dari 100 persen plastik daur ulang untuk kemasan 1,1 liter.
Sustainable Development Director Danone-Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan Danone juga mengembangkan aplikasi untuk melakukan monitoring program konservasi agar berjalan efektif.
“Kami menerapkan sistem sensus dan pemantauan Jejak-in untuk monitoring pohon dengan menggunakan perangkat lunak Jejak-in yang dikembangkan bersama dengan Nawatech. Dengan Jejak-in, kita dapat menarik data pengelolaan pohon dengan cepat dan akurat,“ ujar Karyanto.
Lebih lanjut Karyanto menjelaskan bahwa Danone-AQUA juga mengajak karyawan untuk terlibat dalam program konservasi. “Kami menggunakan aplikasi carbon footprint yang dapat membantu karyawan untuk menghitung jejak karbon yang dapat dikonversi dengan jumlah pohon yang harus ditanam pertahunnya, dan hal ini mendukung program KLHK untuk menanam minimal 25 pohon setiap orang,” ucap Karyanto.
Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK), terdapat sekitar 17 ribu DAS dalam berbagai ukuran. Kementerian mendorong seluruh pihak untuk menjaga DAS melalui pemanfaatan sumber daya alam di sekitarnya secara bertanggung jawab.
DAS memiliki fungsi untuk menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan sebagai bagian dari siklus hidrologi. Dengan DAS yang terjaga secara kualitas dan kuantitas, maka dapat membantu mahluk hidup dalam mencukupi kebutuhan sumber daya air.
Sejak tahun 2014 Danone-AQUA menjalin kemitraan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia untuk melakukan konservasi DAS. yang ditandai dengan sebuah memo of understanding (MoU).
Pada tahun 2017 Danone-AQUA mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan yang berhasil mengembangkan MRV (Monitoring, Reporting and Validation) pohon. MRV ini adalah sebuah inovatif untuk memonitor dengan mudah petumbuhan pohon, sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan pohon, dan memudahkan proses database yang bisa di akses oleh banyak pihak