Ahad 30 Dec 2018 13:15 WIB

Revolusi Digital Dorong Keuangan Syariah Global

Digitalisasi dan teknologi keuangan menjadi perhatian utama di banyak kegiatan.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolanda
Ilustrasi Ekonomi Syariah
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Ekonomi Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Digitalisasi telah muncul sebagai tren utama di berbagai sektor industri keuangan Islam, sama seperti ia juga mengguncang sistem keuangan global. Mempertimbangkan kinerja masing-masing sektor industri keuangan Islam dan pengembangan ekosistem di sekitarnya, laporan Pengembangan Keuangan Islam 2018 melihat potensi industri tumbuh menjadi aset 3,8 triliun dolar AS pada tahun 2023, pertumbuhan rata-rata yang diproyeksikan 10 persen per tahun.

Berdasarkan laporan yang dilansir dari Salaam Gateway, Ahad (30/12), industri keuangan Islam terdiri dari 1.389 institusi dan unit keuangan Islam yang lengkap. Perbankan syariah menyumbang 71 persen, atau 1,7 triliun dolar AS, dari total aset industri pada 2017 dengan Laju Pertumbuhan Majemuk Tahunan (CAGR) lima persen. Ada tren konsolidasi yang berkelanjutan dalam industri perbankan Islam, dengan beberapa merger besar dan akuisisi terjadi di pasar terbesar seperti Malaysia dan GCC.

Revolusi digital mulai mengubah sektor perbankan Islam, seperti yang terlihat oleh peluncuran program digital-only beberapa bank syariah. Untuk bank syariah yang lebih tradisional, penambahan anak perusahaan yang digital-only dapat membantu mereka meningkatkan jejak kaki mereka di wilayah luar seperti Eropa atau Afrika.

Afrika adalah area khusus pertumbuhan potensial dalam perbankan Islam, dengan bank-bank terus membuka unit syariah di sana dan semakin banyak pemerintah membiarkan ini terjadi. Penyebaran perbankan syariah di Afrika mengikuti keberhasilan peluncuran beberapa anak perusahaan perbankan Islam dan unit di Maroko pada 2017 dan 2018.