REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, membutuhkan tambahan 20 unit bus umum Transpatriot pada 2019. Tambahan 20 bus itu untuk menjangkau seluruh trayek di 12 kecamatan yang ada di Bekasi.
"Saat ini kita punya 29 unit bus Transpatriot. Tahun depan, 20 unit lagi kita tambah untuk menjangkau semua trayek Transpatriot," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Ahad (30/12).
Menurut dia, kepemilikan sebanyak 29 unit bus Transpatriot terdiri atas sembilan unit hasil pembelian melalui APBD 2017 senilai Rp 11 miliar dan 20 unit lainnya merupakan bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum pada pekan lalu. Saat ini, dari total sembilan unit bus Transpatriot yang resmi beroperasional sejak 1 Desember 2018 baru melayani trayek Terminal Induk Kota Bekasi-Perumahan Harapan Indah.
Namun, trayek lainnya seperti Terminal Induk Kota Bekasi-Pondokgede dan sejumlah feeder Transjakarta dan pusat perbelanjaan di kawasan Jalan Ahmad Yani hingga kini belum terpenuhi. Sesuai rencana, bus bantuan Kementerian Perhubungan yang telah tiba sejak Sabtu (29/12) malam, akan dipergunakan untuk Transpatriot trayek Terminal Induk-Pondokgede.
Bus tersebut akan melintas di ruas Jalan Cut Meutia, Jalan Pekayon-Jatiasih, Pondokgede dan sebaliknya. "Rencananya pada 2019 akan kita fungsikan bus bantuan ini. Saat ini sarana dan prasarananya sedang dipersiapkan," katanya.
Rahmat mengatakan selama proses uji coba, bus yang ada saat ini juga masih dalam tahap sosialisasi sehingga tarif angkutan masih digratiskan. Pemkot Bekasi hingga kini telah membentuk perusahaan pengelola Transpatriot yakni, Perusahaan Daerah Mitra Patriot yang tengah berkonsultasi dengan sejumlah instansi terkait untuk penetapan tarif.
Sedangkan khusus untuk bus angkutan sekolah, kata Rahmat, akan dialokasikan sebanyak satu unit yang akan digratiskan untuk keperluan belajar para pelajar di wilayah itu.