REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Badan Geologi Kementerian ESDM Antonius Ratdomopurbo mengatakan, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini masih ada. Namun, kekuatannya sudah tidak sebesar sebelumnya dan semakin melemah.
"Bukan erupsinya berhenti, tapi dentumannya hilang," kata Purbo pada Republika.co.id, Ahad (30/12).
Selain itu, kata ia, volume gunung juga telah mengalami penurunan dari pengamatan pada 29 Desember 2018, kini ketinggiannya hanya 110 meter dari permukaan laut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, volume yang hilang diperkirakan 150-180 juta meter kubik. Sementara, volume yang tersisa saat ini berkisar 40 hingga 70 juta meter kubik.
"Berkurangnya volume tubuh gunung anak krakarau ini diperkirakan karena adanya proses rayapan tubuh gunung api disertai oleh laju erupsi yang tinggi dari 24 hingga 27 Desember," kata Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (29/12).
Baca juga, BMKG Pastikan Longsor Gunung Krakatau Sebabkan Tsunami.
Purbo melanjutkan, pada 26 Desember sejak pagi sampai sore hari adalah puncak aktivitas Gunung Anak Krakatau. Oleh karena itu, beberapa jam setelahnya sempat terasa hujan abu turun di beberapa tempat.
"Erupsinya masih tapi tidak besar, dan karena itu gunungya sudah mengecil, magma itu langsung ketemu air maka langsung 'jos', seperti besi panas kena air," kata Purbo menjelaskan.