REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Petugas pos pantau Anak Krakatau menyatakan, saat ini sudah tidak ada lagi suara dentuman dari arah gunung Anak Krakatau. Namun, petugas masih mencatat adanya erupsi.
Petugas pos pantau, Deny Mardiono dalam pantauan hingga Ahad (30/12) petang menyebut, erupsi Anak Krakatau yang tercatat petugas pos pantau sebanyak dua kali dengan amplitudo 20-25mm dan berdurasi 100-135 detik.
"Sedangkan awan panas terlihat keluar sebanyak 20 kali dengan amplitudo 9-25 mm dan durasinya 45-145 detik. Suara gemuruh tidak terdengar dari pos pantau," ujar dia.
Baca juga, BMKG Pastikan Longsor Gunung Anak Krakatau Sebabkan Tsunami.
Dari pengamatan secara visual, petugas juga masih melihat kepulan asap putih yang mengarah ke atas dengan tinggi 200-300 meter.
Sedangkan pada Ahad pagi, petugas sempat mencatat adanya satu gempa vulkanis dengan amplitudo 22 mm dengan durasi 15 detik. Meski demikian, petugas pos pantau menyatakan bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa.
Sementara, status Anak Krakatau masih dalam level 3 (siaga). Karena itu, petugas mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi Anak Krakatau hingga radius 5 kilometer.