REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump berusaha untuk membela diri terkait kematian dua anak migran asal Guatemala di tahanan imigrasi AS. Trump mengklaim, anak-anak itu dalam keadaan sakit keras ketika mereka tiba, meskipun otoritas imigrasi mengatakan kedua anak tersebut lulus pemeriksaan kesehatan awal.
Trump yang pemerintahannya mendapatkan kritik tajam atas kematian anak-anak itu, justru menyalahkan Partai Demokrat.
"Kebijakan imigrasi mereka yang menyedihkan, memungkinkan orang-orang untuk melakukan perjalanan panjang dengan berpikir bahwa mereka dapat memasuki negara kita secara ilegal," tulis Trump di Twitter.
Cicitan itu merupakan komentar pertamanya tentang kematian Jakelin Caal yang berusia 7 tahun pada 8 Desember lalu dan kematian Felipe Gomez Alonzo yang berusia 8 tahun pada malam Natal.