Ahad 30 Dec 2018 22:37 WIB

Trump Buka Suara Soal Kematian Anak Migran di Perbatasan

Trump menyalahkan Partai Demokrat atas meningkatnya imigran ilegal.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Donald Trump
Foto: AP
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump berusaha untuk membela diri terkait kematian dua anak migran asal Guatemala di tahanan imigrasi AS. Trump mengklaim, anak-anak itu dalam keadaan sakit keras ketika mereka tiba, meskipun otoritas imigrasi mengatakan kedua anak tersebut lulus pemeriksaan kesehatan awal.

Trump yang pemerintahannya mendapatkan kritik tajam atas kematian anak-anak itu, justru menyalahkan Partai Demokrat.

"Kebijakan imigrasi mereka yang menyedihkan, memungkinkan orang-orang untuk melakukan perjalanan panjang dengan berpikir bahwa mereka dapat memasuki negara kita secara ilegal," tulis Trump di Twitter.

Cicitan itu merupakan komentar pertamanya tentang kematian Jakelin Caal yang berusia 7 tahun pada 8 Desember lalu dan kematian Felipe Gomez Alonzo yang berusia 8 tahun pada malam Natal.

Ibu Felipe, Catarina Alonzo, mengatakan kepada AP bahwa putranya baik-baik saja setiap kali menelepon ke rumah selama perjalanan mereka ke AS. Catarina berbicara dengan wartawan AP di rumah keluarga Alonzo di desa terpencil Yalambojoch, Guatemala. Anak tirinya, Catarina Gomez, menerjemahkan bahasa asli Chuj yang digunakannya ke bahasa Spanyol.

“Ketika dia memanggil saya, dia mengatakan dia baik-baik saja. Dia mengatakan kepada saya untuk tidak khawatir karena dia baik-baik saja,” kata Catarina Alonzo.

Baca juga, Donald Trump Perluas Sasaran Deportasi Imigran Ilegal di AS.

Ia mengaku terakhir kali berbicara dengan Felipe adalah saat putranya itu ada di Meksiko, di perbatasan AS, dan mengatakan dia sedang makan ayam. Desa mereka berada di Kota Nenton di provinsi Huehuetenango, sekitar 400 kilometer di barat Kota Guatemala.

U.S. Customs and Border Protection (CBP) telah mengeluarkan pernyataan terperinci tentang kematian kedua anak migran tersebut. "Pemeriksaan awal Jakelin tidak menunjukkan bukti masalah kesehatan. Baru beberapa jam kemudian ayah Jakelin, Nery Caal, mengatakan kepada agen bahwa dia sakit dan muntah," kata laporan CBP.

Pengacara untuk keluarga Caal juga membantah klaim bahwa Nery tidak memberinya air dalam beberapa hari. Pada Selasa (25/12), CBP mengatakan agennya mencatat 23 pemeriksaan terhadap Felipe dan ayahnya dalam beberapa hari pertama keduanya ditahan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement