Senin 31 Dec 2018 13:57 WIB

Stan Hapus Tato Diserbu di Muhasabah Akhir Tahun Republika

Stan yang banyak didatangi oleh pengunjung adalah stan program hapus tato

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Kegiatan hapus tato di stan Hijrah Care pada acara Muhasabah Akhir Tahun Republika 2018, di Selasar Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Kegiatan hapus tato di stan Hijrah Care pada acara Muhasabah Akhir Tahun Republika 2018, di Selasar Masjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Harian Republika menggelar acara Muhasabah Akhir Tahun di Mesjid Pusdai, Kota Bandung, Senin (31/12). Berbagai stan turut memeriahkan acara yang akan dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil serta Wali Kota Bandung, Oded M Danial dan Ustaz-Ustaz pengisi acara.

Salah satu stan yang banyak didatangi oleh pengunjung adalah stan program hapus tato yang dikelola oleh Hijrah Care yang dipimpin oleh foundernya, Rifki Syaiful Rahman.

Salah seorang pengunjung, Arini (20) asal Kiaracondong, Kota Bandung mengaku baru pertama kali melihat stan program hapus tato di Mesjid Pusdai dan langsung bertanya-tanya tentang program tersebut ke stan tersebut.

"Baru nganter mama umroh (di Mesjid Pusdai), lihat ada stan program hapus tato langsung nanya-nanya aja," ujarnya saat ditemui seusai melakukan konsultasi hapus tato, Senin (31/12).

Ia mengaku ingin menghapus tato yang dibuatnya ketika masih duduk di bangku SMA kelas 2. Namun, setelah konsultasi, dirinya menuturkan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi seperti menghafal surat Ar-Rahman dan cek kesehatan di laboratorium.

"Insya Allah pengen (dihapus tato). Cuma hapalin 70 ayat dan cek laboratorium dulu," ungkapnya. Ia mengaku membuat tato di saat masih kelas 2 SMA karena galau.

"Alasan bikin tato galau daripada bunuh diri mending ditato. Rencana pengen (dihapus)," katanya.

Sementara itu, salah seorang pengunjung lainnya, Abit (24) asal Cileunyi mengaku tahu program hapus tato dari temannya yang beraktivitas di Hijrah Care. Ia pun sengaja datang ke Mesjid Pusdai untuk konsultasi.

"Hari ini niat konsultasi. Hasilnya harus cek kesehatan dan hafalan Ar Rahman. Sepertinya hapusnya gak langsung hari ini kemungkinan minggu depan. Rencana mau cek kesehatan," katanya.

Ia mengaku sudah yakin ingin menghapus tato sebab sejak awal tahun 2018 ingin hijrah. Ia pun bercerita di tato saat tahun 2010 setelah lulus sekolah karena terbawa lingkungan dan sedang tren. "Setelah ditato jadi canggung untuk bersosialisasi," katanya.

Founder Hijrah Care, Rifki Syaiful Rahman menuturkan pengunjung yang berminat untuk menghapus tato cukup banyak namun mereka terkendala dengan persyaratan yaitu cek kesehatan laboratorium dan hafalan surat Ar-Rahman.

"Peminat banyak yang datang sekitar 13 orang konsultasi tapi terkendala di persyaratan. Mereka ingin dihapus tapi belum bawa cek lab. Tadi ada yang cek lab nanti sore kesini untuk dihapus," katanya.

Ia menambahkan sudah ada yang dihapus tato karena sudah membawa hasil laboratorium.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement