REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Momentum malam pergantian tahun serta fajar perdana tahun 2019, dipastikan tidak dapat dinikmati dari puncak gunung Merbabu. Karena, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) menutup gunung Merbabu dari berbagai aktivitas pendakian.
Surat edaran penutupan semua jalur pendakian di Merbabu telah dikeluarkan oleh BTNGMb terhitung sejak Ahad (30/12) hingga batas waktu yang belum ditentukan. “Pertimbangannya cuaca,” ungkap Pengendali Ekosistem Hutan, BTNGMb, Hendro Prasojo, Senin (31/12).
Perihal kapan jalur pendakian bisa dibuka kembali, jelasnya BTNGMb menunggu perkembangan informasi cuaca dari BMKG. Sebab cuaca yang kurang mendukung bisa membahayakan keselamatan para pendaki, yang animonya cukup tinggi.
Ia juga mengaku, perihal surat edaran penutupan jalur pendakian gunung Merbabu ini telah disosialisasikan BTNGMb melalui media sosial (medsos), seperti instagram, facebook dan lainnya.
Jika informasi BMKG cuaca membaik, jalur pendakian pasti dibuka kembali. “Sejauh ini, informasi perkembangan cuaca dari BMKG belum memungkinkan bagi kami untuk membuka kembali jalur pendakian Merbabu ini,” katanya.
Sementara itu, penutupan jalur pendakian ini membuat sejumlah pendaki gunung yang mulai berdatangan di Basecamp Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan mengaku kecewa. Umumnya mereka tidak tahu jika ada surat edaran penutupan jalur pendakian.
Selain sudah datang jauh- jauh ke basecamp, mereka juga tidak ingin melewatkan momentum malam pergantian tahun serta menyaksikan fajar pertama di tahun 2019 dari puncak gunung Merbabu.
“Kecewa sih, tapi mau bagaimana lagi, apapun yang terjadi kami harus bisa memahami,” ungkap Nadila (21 tahun), salah seorang pendaki gunung asal Jakarta, saat ditemui di basecamp Thekelan.
Ia mengaku sengaja datang dari Jakarta bersama dengan empat orang rekannya untuk menikmati momentum istimewa tersebut dari puncak Merbabu. Namun saat tiba di basecamp Thekelan baru mendapatkan informasi jika jalur pendakian sementara dirtutup.