Senin 31 Dec 2018 22:47 WIB

Mendikbud: Zikir Republika Menular Hingga Pelosok Indonesia

Masjid-masjid penuh dengan jamaah untuk menandai pergantian tahun

Rep: Rr Laeny Sulistyawati / Red: Agung Sasongko
Sejumlah umat Islam saat melaksanakan shalat Isya pada acara Dzikir Nasional di Masjid Agung At Tin, Jakarta, Senin (31/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah umat Islam saat melaksanakan shalat Isya pada acara Dzikir Nasional di Masjid Agung At Tin, Jakarta, Senin (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengapresiasi kegiatan muhasabah dan zikir termasuk yang diadakan Harian Republika juga dilakukan hampir seluruh wilayah Indonesia.

"Kegiatan semacam ini (muhasabah dan zikir) sudah menular hampir ke pelosok Indonesia," katanya saat mengisi Dzikir Nasional Festival Republik 2018: Menebar Kebaikan Menguatkan Kepedulian di Masjid Agung At-Tin, Jakarta Timur, Senin (31/12) malam.

Ia menambahkan, masjid-masjid penuh dengan jamaah untuk menandai pergantian tahun dan mereka tidak datang ke tempat hiburan, rekreasi, berpesta tetapi justru datang ke masjid untuk taqarrub ke Allah SWT. Masjid menjadi tempat mulia untuk menyandarkan nasib ke Allah SWT, untuk muhasabah, perenungan, hingga evaluasi yang dilakukan setahun terakhir.

Di lokasi yang sama, Pemimpin Redaksi Harian Republika Irfan Junaedi menambahkan, dzikir nasional yang digagas Republika menginjak ke-17 tahun ini. Ia menyebut dzikir ini rutin diadakan setiap tahun.

Ia mengenang, awalnya kegiatan zikir ini dianggap aneh karena saat itu orang-orang menghabiskan akhir tahun tidak dengan melakukan kegiatan ini. Kini ia bersyukur dzikir bisa digelar setiap tahun. Terkait kembali dilaksanakannya dzikir nasional di tahun politik tahun ini, ia menegaskan bahwa zikir diadakan murni tanpa keinginan mempengaruhi memilih calon presiden tertentu baik nomor satu atau dua.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرٰى عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اَوْ كَذَّبَ بِاٰيٰتِهٖۗ اُولٰۤىِٕكَ يَنَالُهُمْ نَصِيْبُهُمْ مِّنَ الْكِتٰبِۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا يَتَوَفَّوْنَهُمْۙ قَالُوْٓا اَيْنَ مَا كُنْتُمْ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۗقَالُوْا ضَلُّوْا عَنَّا وَشَهِدُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ اَنَّهُمْ كَانُوْا كٰفِرِيْنَ
Siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah atau yang mendustakan ayat-ayat-Nya? Mereka itu akan memperoleh bagian yang telah ditentukan dalam Kitab sampai datang para utusan (malaikat) Kami kepada mereka untuk mencabut nyawanya. Mereka (para malaikat) berkata, “Manakah sembahan yang biasa kamu sembah selain Allah?” Mereka (orang musyrik) menjawab, “Semuanya telah lenyap dari kami.” Dan mereka memberikan kesaksian terhadap diri mereka sendiri bahwa mereka adalah orang-orang kafir.

(QS. Al-A'raf ayat 37)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement