REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bangsa Indonesia dan umat Islam harus bersatu agar negara maju. Karenanya, perbedaan mazhab bukanlah hal yang prinsip. Sebab, apa pun warna kaosnya, walaupun berbeda partai, tapi tetap umat yang satu.
Hal tersebut, diungkapkan KH Ahmad Ruhyat Hasni dari Nahdatul Ulama saat mengisi Kultum Acara Muhasabah Republika.co.id, di Masjid Pusdai Jabar, Senin malam (31/12).
"Umat Islam harus tetap bersatu, Insya Allah Indonesia akan jadi negara maju," ujar KH Ruhyat.
KH Ruhyat menilai, acara Muhasabah kali ini sangat menarik karena diisi semua Ormas yang ada di Jabar. Selain itu, muhasabah yang rutin digelar oleh Republika.co.id, ini pun, sesuai dengan kata sabda Rasulullah.
Menurut KH Ruhyat, karena temanya ukhuwah, Ia teringat dulu dengan sosok Buya Hamka seorang ulama besar dari Muhamadiyah pada tahun 70-an sedang haji dengan pengurus besar NU Bisri Samsuri.
"Buya Hamka yang Muhamadiyah saat menjadi imam tak baca qunut jadi melamakan i'tidalnya. Karena tahu makmumnya akan baca qunut. Begitu juga sebaliknya," kata KH Ruhyat seraya mengatakan, kebersamaan ini sangat dirindukannya.
KH Ruhyat berharap, ke depan akan bisa dibangun komitmen bersama antar umat Islam. "Walaupun tata caranya berbeda, tapi ingat syahadat, hadis, ka'bahnya sama," katanya.
KH Ruhyat menilai, tak ada alasan bagi kita sesama Ormas untuk terpengaruh dari luar agama kita sendiri. Karena, umat Islam bisa melihat ukhuwah islamiyah yang sesunghnya. Yakni, saat umrah, haji, dan wukuf yang semuanya sama tak lagi memandang bagaimana tata cara wudhu. "Saat haji, semuanya sama dengan pakaian sama," katanya.
Menurut Ruhayat perbedaan mazhab bukan prinsip. Karena, apa pun warna kaos kita, walaupun berbeda partai, tapi kita adalah umat yang satu.