Rabu 02 Jan 2019 07:03 WIB

Sejarah Hari Ini: Berakhirnya Hubungan Baik AS dan Rusia

Peningkatan hubungan atau detente AS dan Rusia berakhir pada 1980.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.
Foto: Euromaidan Press
Bendera Rusia dan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pada 2 Januari 1980, periode peningkatan hubungan (detente) antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia pasca-Perang Dingin, berakhir. Saat itu, AS memberikan reaksi keras terhadap invasi yang dilakukan Uni Soviet di Afghanistan pada Desember 1979.

Dilansir di History, Presiden AS Jimmy Carter meminta Senat untuk menunda pembicaraan ratifikasi mengenai perjanjian senjata nuklir SALT II. Perjanjian itu sebelumnya telah ditandatangani oleh Carter dan Perdana Menteri Soviet Leonid Brezhnev.

Carter juga menarik Duta Besar AS untuk Moskow Thomas J. Watson untuk kembali ke Washington. Tujuannya adalah untuk berkonsultasi, dalam upaya untuk memberi tahu Kremlin bahwa intervensi militer di Afghanistan tidak dapat diterima.

Keputusan Carter ini mengisyaratkan akhir dari hubungan diplomatik dan ekonomi yang lebih bersahabat antara AS dan Uni Soviet yang dimulai oleh pemerintahan Presiden AS Richard Nixon (1969-74). Carter khawatir invasi Uni Soviet ke Afghanistan akan mengancam stabilitas di negara-negara tetangganya yang strategis seperti Iran dan Pakistan. Sebanyak 30 ribu tentara Uni Soviet memasuki Afghanistan dan membentuk pemerintahan boneka.

Invasi tersebut juga dapat membuat Uni Soviet mendapatkan kendali atas sebagian besar pasokan minyak dunia. Gedung Putih menyebut tindakan Soviet itu sebagai ancaman serius bagi perdamaian.

Ketika Soviet menolak untuk mundur dari Afghanistan, AS menghentikan ekspor produk tertentu ke negara itu, termasuk biji-bijian dan teknologi. AS juga memboikot Olimpiade Musim Panas 1980 yang diadakan di Moskow.

AS juga mulai secara diam-diam mendukung para militan anti-Soviet di Afghanistan. Selama masa kepresidenan Reagan pada 1980-an, CIA diam-diam mengirim dana miliaran dolar ke Afghanistan untuk mempersenjatai dan melatih pasukan pemberontak mujahidin yang memerangi Soviet.

Taktik ini berhasil membantu mengusir Soviet, tetapi juga memunculkan rezim Taliban yang menindas dan organisasi teroris Alqaidah yang dipimpin Usamah bin Ladin.

Pada 1980, Carter kehilangan kursi kepresidenannya atas Reagan, yang lebih menyukai kebijakan luar negeri anti-Komunis yang lebih agresif. Reagan menjuluki Uni Soviet sebagai kekaisaran yang jahat.

Ia percaya AS bertanggung jawab untuk menyelamatkan dunia dari penindasan Soviet. Reagan secara dramatis meningkatkan anggaran pengeluaran pertahanan AS dan memajukan perlombaan senjata nuklir dengan Soviet. Perekonomian Soviet yang goyah pada akhirnya membuat negara itu tertinggal. Uni Soviet runtuh pada 1991.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement