REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para petugas perbatasaan Amerika Serikat menembakkan gas air mata ke wilayah Meksiko pada Selasa pagi (1/1) untuk mencegah sekelompok migran menyeberang dari Tijuana.
Seorang pejabat menyebut kelompok migran tersebut sebagai "gerombolan pelaku kekerasan". Kabut gas dapat terlihat melayang dari sekitar pagar di perbatasan itu. Seorang migran mengambil selongsong peluru dan melemparkannya kembali ke wilayah AS.
Para pejabat AS mengatakan kelompok itu telah menyerang para petugas dengan sejumlah proyektil, tetapi seorang saksi mata Reuters tidak melihat seorang migran pun melempar bebatuan ke arah para petugas tersebut.
Tijuana telah menjadi isu panas dalam perdebatan mengenai kebijakan imigrasi AS, yang suhunya naik setelah kematian dua anak migran di dalam rumah tahanan Amerika. Isu itu juga memanas karena penutupan operasi sebagian pemerintah AS terkait tuntutan Presiden Donald Trump untuk mendanai pembangunan tembok senilai 5 miliar dolar AS di sepanjang perbatasan dengan Meksiko.
Pada November, satu insiden terjadi ketika petugas-petugas AS menembakkan gas air mata ke wilayah Meksiko untuk membubarkan para migran. Kejadian itu memicu pemerintah Meksiko menyerukan agar investigasi digelar.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Meksiko Roberto Velasco mengatakan pemerintah "menyesalkan peristiwa-peristiwa" di perbatasan itu. Menurut dia, Meksiko "menghormati hak asasi manusia, keamanan dan integritas para migran, dan menyerukan agar hukum di kedua sisi perbatasan itu dihormati."