REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kebakaran lahan gambut terjadi di daerah pesisir Provinsi Riau, tepatnya di Kabupaten Rokan Hilir. Diperkirakan luas lahan yang terbakar sudah mencapai 15 hektare.
"Ini sudah hari ketiga kebakaran itu terjadi, daerahnya masuk ke Desa Mamugo, Kecamatan Tanah Putih, Rokan Hilir. Luasnya sekitar 15 hektare," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Rabu (2/1).
Edwar mengaku heran kebakaran lahan masih juga terjadi di Riau, padahal ini baru awal tahun 2019. Sebelumnya, pada akhir tahun 2018, Riau mengalami bencana banjir di sebagian daerah yang membuat Gubernur Riau terpaksa menetapkan Status Siaga Darurat Banjir dan Longsor (Bansor).
"Belum lagi lurus pinggang saya, tanggal 31 Desember baru selesai status siaga banjir, sekarang sudah muncul kebakaran lagi," kata Edwar.
Ia menjelaskan lahan yang terbakar merupakan area open access, yaitu merupakan bekas konsesi perusahaan pengusahaan hutan yang izinnya sudah habis. Hingga kini penyebab kebakaran belum bisa dipastikan. Namun Edwar meminta agar aparat penegak hukum mengusut kasus kebakaran lahan di Pasir Putih itu. "Harus ada investigasi," kata Edwar.
Ia mengatakan sejauh ini upaya pemadaman masih mengandalkan BPBD Rokan Hilir yang dibantu oleh Manggala Agni dan jajaran TNI setempat. "Kami akan lihat perkembangannya beberapa hari ke depan," kata Edwar ketika ditanyakan apa BPBD Riau akan mengirimkan personel ke sana.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan kebakaran lahan di Rokan Hilir terpantau dari satelit Terra dan Aqua sejak Rabu pagi. Di daerah pesisir Riau itu terdeteksi dua titik api dengan tingkat keakuratan di atas 70 persen, sehingga dipastikan adalah kebakaran lahan.