REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG - Masyarakat Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten mengharapkan pembangunan gedung shelter bencana tsunami yang terbengkalai segera dituntaskan dan dioperasikan. Dengan begitu, shelter tersebut bisa menampung ribuan warga yang terdampak bencana tsunami.
"Saya merasa prihatin kondisi pembangunan shelter seluas 2.456 meter persegi terbengkalai," kata Udin, warga Teluk, Labuan Pandeglang, Rabu (2/1).
Keberadaan shelter sangat diperlukan untuk perlindungan dan penyelamatan masyarakat pesisir Pandeglang. Apalagi, kawasan pesisir Labuan sangat rawan bencana tsunami. Karena itu, dirinya mendesak pemerintah agar melanjutkan pembangunan shelter tsunami yang terbengkalai. Apabila gedung shelter itu dioperasikan, tentu masyarakat tidak perlu mengungsi ke daerah lain.
"Kami yakin gedung shelter yang dibangun tiga tingkat itu bisa menampung ribuan warga yang terdampak tsunami," katanya menjelaskan.
Herman juga warga korban tsunami mengaku dirinya menyesalkan pembangunan shelter tsunami yang dibiayai miliaran rupiah kondisinya terbengkalai atau tidak terurus. Bahkan, gedung shelter itu jika malam dijadikan tempat mesum, karena kondisinya gelap. Begitu juga jika siang dijadikan lokasi parkir kendaraan dan menyimpan gerobak dagangan.
"Kami minta gedung shelter bencana tahun 2019 dilanjutkan pembangunanya hingga rampung," katanya
Dari pantauan, menunjukkan kondisi gedung shelter bencana tsunami kini memprihatinkan dan terbengkalai. Selain itu juga tidak terawat dan sebagian tembok mengelupas akibat terkena air hujan dan sinar matahari.
Di bagian depan bangunan juga terdapat sebuah papan bertuliskan "Tanah Ini Milik Pemda Kabupaten Pandeglang" juga terdapat tulisan "Badan Penanggulangan Bencana Daerah" (BPBD) Provinsi Banten.