Kamis 03 Jan 2019 02:30 WIB

Menristekdikti: Sepeda Motor Listrik akan Diproduksi Massal

Produksi pertama sepeda listrik akan berjumlah 5.000 unit per bulan

Petugas mengendarai motor listrik di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (14/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas mengendarai motor listrik di Monumen Nasional, Jakarta, Jumat (14/12).

REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir mengatakan bahwa sepeda motor listrik segera diproduksi secara massal. Kehadiran sepeda motor listrik ini sebagai salah satu sarana transportasi yang ramah lingkungan.

"Motor listrik Januari ini produksi massal, yang kemarin sudah 'diluncurkan Presiden di Istana Negara pada November 2018," kata Menristekdikti di Semarang, Rabu (2/1).

Menristekdikti menyebutkan produksi pertama sepeda listrik akan berjumlah 5.000 unit per bulan. "Mudah-mudahan Januari produksi massal (sepeda motor listrik) sudah dimulai," ujarnya.

Seperti diwartakan pada awal November 2018, Presiden Joko Widodo telah mencoba langsung sepeda motor listrik 'Gesits' hasil kolaborasi PT Gesits Technologies Indo (GTI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Presiden Jokowi mencoba mengendarai sepeda motor listrik 'Gesits' dari Istana Merdeka hingga Istana Negara atau sekitar 200 meter lebih. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa sepda motor listrik buatan ITS ini tidak akan mendapatkan proteksi dari pemerintah karena tidak akan mendidik.

"Tidak ada proteksi, itu tidak mendidik. Sebuah produk apapun kalau harga kompetitif dibanding produk lainnya pasti akan diterima pasar," kata Presiden Jokowi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement