Kamis 03 Jan 2019 09:32 WIB

Polisi Belum Bisa Simpulkan Anggota Polres Depok Bunuh Diri

Ada beberapa indikasi yang sudah didapatkan kepolisian usai lakukan olah TKP.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Ratna Puspita
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono memberikan keterangan kepada media saat rilis pengungkapan kasus mengedarkan uang palsu Dollar Amerika di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono memberikan keterangan kepada media saat rilis pengungkapan kasus mengedarkan uang palsu Dollar Amerika di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (1/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Jajaran Polres Kota Depok dengan dibantu jajaran Polda Metro Jaya telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kematian salah seorang anggota polisi Polres Kota Depok, Bripka Matheus. Dari hasil olah TKP, kepolisian menemukan sejumlah bukti yang mengarahkan penyebab kematian Bripka Matheus.

Meskipun sejumlah fakta telah ditemukan polisi dalam hasil olah TKP, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono belum bisa menyimpulkan bahwa Bripka Matheus tewas karena bunuh diri. “Saya belum bisa menyimpulkan (penyebab kematian dugaan bunuh diri),” ujar dia saat dikonfirmasi, Kamis (3/1).

Memang, di sekitar lokasi penemuan mayat Bripka Matheus ditemukan sebuah senjata api (senpi) yang sudah dipastikan milik dari korban berdasarkan surat-surat kepemilikan yang juga ada ditemukan di lokasi. Namun hingga saat ini, penyidik masih menunggu pemeriksaan laboratorium forensik (labfor) terkait jenis senjata api, serta apakah ada sidik jari korban atau tidak pada senpi tersebut.

“Kami masih menunggu dari labfor, jadi sampai saat ini kita masih belum bisa menyimpulkan kematian anggota seperti apa,” papar Argo.

Ada beberapa indikasi yang sudah didapatkan kepolisian usai lakukan olah TKP. Pertama adalah dari kamera CCTV yang ada di lingkungan keluarga korban maupun di lingkungan TKP. Kamera merekam bahwa korban hanya seorang diri mengendarai sepeda motornya, berangkat dari rumah korban.

Kedua, barang-barang korban di TKP tidak ada yang hilang, seperti sepeda motor yang terparkir dengan rapi. Kemudian, surat-surat korban dan senpi sudah keluar dari sarungnya lalu ditemukan di atas rumput sekitar tubuh korban.

Ketiga, luka tembak di kepala korban jarak tembaknya seolah-olah ditembakkan dari jarak dekat dan menempel dengan kepala.Temuan terakhir, dalam pesan yang ada di handphone korban, ditemukan sebuah pesan singkat yang dikirim korban untuk temannya, berisi permintaan maaf.

“Sampai saat ini juga kita sudah periksa delapan saksi, ya,” ujar mantan kabid humas polda Jawa Timur itu.

Delapan saksi yang telah diperiksa adalah penjaga makam, anggota yang menemukan jenazah korban pertama kali, serta tetangga sekitar rumah korban. Untuk pemeriksaan keluarga korban masih belum dilakukan lantaran keluarga masih dalam kondisi berduka.

Sebelumnya, warga dikejutkan dengan penemuan sesosok orang yang diketahui identitasnya adalah seorang anggota polisi, Bripka Matheus. Ia ditemukan dalam kondisi dengan luka di bagian kepala, di TPU Mutiara Pancoran Mas Depok, jelang malam tahun baru yakni Senin (31/12) sekutar pukul 18.30 WIB.

Warga bersama anggota Polsek Pancoran Mas sempat mencoba membawa korban ke Rumah Sakit Bhakti Yuda, tetapi anggota yang diperbantukan pada Satuan Tugas Antiteror Polda Metro Jaya itu dinyatakan telah meninggal. Kemudian jenazahnya pun dibawa ke RS Polri Kramat Djati, Jakarta Timur, guna dilakukan otopsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement