REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penderita diabetes mellitus tipe 2 memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi untuk mengalami disfungsi ereksi. Kecenderungan komplikasi disfungsi ereksi pada penderita diabetes mellitus tipe 2 kemungkinan dipengaruhi oleh faktor genetik.
Dalam American Journal of Human Genetics, tim peneliti mengungkapkan ada sebuah predisposisi genetik pada diabetes mellitus tipe 2 yang dapat menyebabkan terjadinya disfungsi ereksi. Hal ini diketahui setelah tim peneliti melakukan analisis terhadap data dari 220 ribu laki-laki yang berasal dari tiga populasi kohort berbeda.
Dari seluruh partisipan, sebanyak enam ribu laki-laki diketahui mengalami disfungsi ereksi. Dari sini, tim peneliti melakukan analisis genetik kompleks untuk menginvestigasi hubungan antara diabetes, berat badan dan disfungsi ereksi. Berdasarkan analisis inilah tim peneliti akhirnya menemukan hubungan antara predisposisi genetik diabetes mellitus tipe 2 dengan disfungsi ereksi.
"Ini dapat berarti bahwa bila orang-orang dapat menurunkan risiko mereka terhadap diabetes melalui pola hidup yang lebih sehat, mereka juga dapat menghindari kemungkinan mengalami disfungsi ereksi," papar ketua peneliti Anna Murray dari Exeter Medical School dan Profesor Michael Holmes dari University of Oxford seperti dilansir Medical News Today.
Temuan ini juga turut membantah anggapan bahwa disfungsi ereksi pada penderita diabetes mellitus disebabkan oleh terapi pengobatan untuk mengontrol kadar gula darah. Penelitian ini dengan jelas menunjukkan bahwa disfungsi ereksi bukan disebabkan oleh terapi diabetes.
Seperti diketahui, disfungsi ereksi merupakan masalah yang dihadapi oleh satu dari lima orang laki-laki berusia di atas 60 tahun. Akan tetapi, sebelumnya, tak banyak hal diketahui mengenai penyebab disfungsi ereksi.
"Kami menemukan bahwa predisposisi diabetes tipe 2 berkaitan dengan disfungsi ereksi," papar Murray.