REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Untuk pertama kalinya pesawat antariksa Cina mendarat di sisi jauh Bulan atau yang kadang disebut sisi gelap Bulan pada Selasa Kamis (3/1). Stasiun Televisi Central China melaporkan pesawat pejelajah Bulan Chang'e 4 mendarat pada pukul 10.26 waktu setempat.
Sisi jauh Bulan bagian dari Bulan yang secara permanen membelakangi Bumi. Sisi ini tidak bisa dilihat dari bumi dan sangat jarang tereksplorasi.
Pendaratan itu menunjukkan ambisi Cina dalam mengeksplorasi antariksa yang terus tumbuh. Pada 2013, Chang'e 3 menjadi pesawat antariksa pertama yang mendarat di Bulan sejak Luna 3 milik Uni Soviet pada 1976.
Chang'e 4 ini membawa sebuah kendaraan luar angkasa atau yang dikenal sebagai rover, termasuk pemancar radio frekuensi rendah yang digunakan untuk melakukan observasi. Rover ini juga digunakan untuk meneliti struktur dan komposisi mineral di permukaan Bulan.
Pendaratan di Bulan diluncurkan pada 8 Desember di Pusat Peluncuran Satelit Xichang di Cina Selatan. Chang'e 4 diluncurkan menggunakan roket Long March 3B. Pada Mei 2018, Cina sudah meluncurkan satelit yang namanya diambil dari cerita foklor yaitu Queqiao.
Satelit Queqiao itu diluncurkan untuk membantu komunikasi antara Chang'e 4 dengan Bumi. Pada tahun depan, Cina berencana untuk mengirimkan Chang'e 5 ke Bulan dan kembali ke Bumi dengan beberapa sampel mineral yang sudah dikumpulkan. Pendaratan Chang'4 ini menjadi eksplorasi Bulan pertama sejak tahun 1976.
Secara umum permukaan Bulan terbagi menjadi dua bagian yakin bagian terang dan bagian gelap. Bagian yang berwarna terang disebut dengan terrae, diambil dari bahasa Latin bentuk tunggal dari kata terra yang artinya Bumi.
Sedangkan bagian yang berwarna gelap disebut maria, bentuk tunggal mare yang artinya laut. Bahan penyusun di bagian terang adalah mineral anortosit sementara di bagian gelap adalah basalt.