Kamis 03 Jan 2019 14:17 WIB

Honduras akan Percepat Pemindahan Kedubes ke Yerusalem

Honduras telah membahas pemindahan kedubes dengan AS dan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez
Foto: EPA
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Honduras dilaporkan telah membahas rencana pemindahan kedutaan besarnya untuk Israel ke Yerusalem. Pembahasan dilakukan ketika Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di sela-sela pelantikan Presiden Brasil Jair Bolsonaro. 

Pembahasan tentang rencana pemindahan kedutaan besar Honduras ke Yerusalem juga dihadiri Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo. "Mereka sepakat untuk mengejar rencana aksi, yang mencakup pertemuan di tiga ibu kota masing-masing, untuk memajukan proses keputusan membuka kedutaan besar di Tegucigalpa dan Yerusalem," bunyi pernyataan bersama yang dirilis Honduras, Israel, dan AS, dikutip laman Al Araby, Rabu (2/12). 

Presiden AS Donald Trump telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember 2017. AS kemudian memindahkan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem pada Mei 2018. 

Beberapa bulan kemudian, Guatemala mengikuti langkah AS. Negara itu mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan besarnya ke kota tersebut. 

Paraguay menjadi negara ketiga yang meniru langkah AS. Namun belakangan, negara itu merelokasi kembali kedutaan besarnya untuk Israel dari Yerusalem ke Tel Aviv. Keputusan tersebut sempat dikecam oleh Israel. 

Selain ketiga negara tadi, Australia juga telah mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel. Keputusan Australia hanya mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota disesalkan Israel. Sebab Israel tak menghendaki kota suci itu dibelah untuknya dan Palestina. 

Kendati telah mengakui Yerusalem Barat sebagai ibu kota Israel, Australia belum berencana memindahkan kedutaan besarnya ke kota tersebut. Canberra hanya akan membuka kantor dagang dan pertahanan di sana. 

Sementara itu presiden baru Brasil Jair Bolsonaro telah berjanji akan memindahkan kedutaan besar negaranya untuk Israel ke Yerusalem. Namun ia belum memberikan rincian apa pun tentang rencana tersebut. 

Menurut Netanyahu pemindahan kedutaan besar Brasil dari Tel Aviv ke Yerusalem hanya tinggal masalah waktu. Ia menampik bahwa rencana Bolsonaro masih mentah atau belum pasti terlaksana. 

Yerusalem menjadi salah satu masalah pokok dalam konflik Palestina-Israel. Palestina menginginkan wilayah Yerusalem Timur menjadi ibu kota masa depannya. Sementara Israel tak menghendaki hal demikian. Tel Aviv berambisi menguasai seluruh wilayah kota suci tersebut. 

Diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh beberapa negara diprotes keras Palestina. Sebab hal itu dinilai telah melanggar hukum dan resolusi internasional. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement