REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) periode 2018 - 2020 memiliki empat gerakan utama. Gerakan tersebut di antaranya gerakan penguatan literasi, inklusif, social entrepreneurship dan lingkungan hidup.
Ketua Umum PP IPM, Hafizh Syafa'aturrahman mengatakan, sesuai amanah muktamar, ada empat hal yang akan menjadi fokus PP IPM periode 2018 - 2020. Pertama, IPM akan penguatan gerakan literasi. IPM akan memperbanyak komunitas gerakan literasi yang fokus gerakannya pada pelajar dan sekolah-sekolah.
"Untuk menguatkan gerakan literasi caranya membuat komunitas kreatif, ada cara struktural yakni pimpinan daerah dan wilayah wajib memiliki satu komunitas literasi, kemudian ada cara kultural merangkul pelajar yang memiliki minat dan bakat," kata Hafizh kepada Republika.co.id, Kamis (3/12).
Ia menjelaskan, yang kedua, IPM akan menguatkan gerakan inklusif. IPM akan menggandeng difabel atau pelajar yang memiliki kemampuan khusus. Mereka akan dilibatkan dalam berbagai kegiatan IPM. Juga akan ada beberapa pelajar dengan kemampuan khusus yang masuk dalam kepengurusan IPM.
Ia menambahkan, gerakan inklusif akan terus dikembangkan IPM. Langkah awal gerakan ini akan menggandeng difabel. Ketiga, IPM akan membuat gerakan social entrepreneurship. Gerakan ini bertujuan untuk menguatkan mental wirausaha para pelajar Muhammadiyah. Bentuk kegiatannya bisa berupa pelatihan kewirausahaan.
"Keempat, gerakan lingkungan, kita akan melakukan gerakan penyadaran terhadap lingkungan, seperti kampanye tidak buang sampah sembarangan," ujarnya.
Hafizh mengatakan, untuk mengurangi sampah plastik dan dampak buruknya. IPM akan kampanye menggunakan botol minum yang bisa dipakai dalam waktu panjang. Tujuannya untuk mengurangi jumlah pelajar yang membeli air dalam kemasan plastik sekali pakai.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu'ti berharap semoga IPM menjadi organisasi pelajar yang berkemajuan. Di era sekarang diperlukan organisasi yang kuat dan kreatif. Supaya pelajar Muhammadiyah bisa berkontribusi dalam pembentukan karakter generasi muda.
"Dalam rangka antisipasi (menghadapi) revolusi industri 4.0 yang menjadi tantangan tersendiri, mereka (pelajar Muhammadiyah) harus konsen bagaimana mengembangkan potensi dan profesionalitas generasi muda dalam berbagai bidang," kata dia.
Ia menegaskan, tantangan IPM di era sekarang tidak ringan. Tapi IPM memiliki bekal kemampuan, sehingga IPM akan dapat melaksanakan tugas, berprestasi dan bertanggungjawab dengan sebaik baiknya.