REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelatih timnas Prancis Didier Deschamps merupakan legenda dan pahlawan buat Bianconeri saat terpuruk ke Serie B Italia pada musim 2006/2007. Di tahun tersebut, Juventus harus menerima nasib turun kasta ke Serie B karena hukuman atas keterlibatan kasus pengaturan skor atau calciopoli.
Juventus ditinggalkan pelatih Fabio Capello yang hengkang ke Real Madrid. Sejumlah bintang La Vecchia Signora pun berhamburan cabut dari Delle alpi. Lilian Thuram dan Gianluca Zambrota pergi ke Barcelona, Fabio Cannavaro dan Emerson ikut Capello ke Madrid, Zlatan Ibrahimovic dan Patrick Vieira hijrah ke Inter Milan. Adrian Mutu ke Fiorentina.
Melihat situasi porak poranda mantan timnya saat itu, Deschamps dengan sukarela menerima jabatan sebagai pelatih Juventus. Untungnya, kala itu masih ada sejumlah pemain besar yang membuktikan loyalitas buat Kekasih Italia. Deschamps masih memiliki Pavel Nedved, Gianluigi Buffon, Alessandro Del Piero, dan Mauro Camoranesi.
Sehingga, Juventus berhasil promosi lagi ke Serie A dengan status juara Serie B.
"Pelatih Juventus ialah sebuah petualangan dan menguji kemanusiaan. Kami melawan tim-tim kecil di sana," ujar Deschamps dikutip dari Football Italia, Kamis (3/1).
Setelah Juventus kembali ke kasta tertinggi Italia, Deschamps pun mundur karena merasa tugasnya sudah selesai untuk menyelamatkan Juventus. Walau masa-masa melatih Juventus tidak selama dia bermain, Deschamps merasa ada banyak pelajaran yang ia petik. Di antaranya membuat dirinya paham akan pentingnya peran pemain yang loyal dan membangun keharmonisan di dalam tim.
Bekal itulah yang dibawa Deschamps melanjutkan kariernya menjadi pelatih klub di Ligue 1 dan berlanjut di timnas Prancis. Tahun ini, Deschamps mencatatkan prestasi sebagai pelatih yang mengantarkan tim menjuarai Piala Dunia. Deschamps jadi salah satu di antara sedikitnya sosok yang pernah mengantarkan tim menjuarai Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih.