Kamis 03 Jan 2019 19:38 WIB

Bencana Banjir Landa Sejumlah Desa di Cirebon

Banjir terjadi setelah anak Sungai Winong meluap.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andri Saubani
[ilustrasi] Warga menerobos banjir yang merendam desa Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat, Ahad  (11/3).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
[ilustrasi] Warga menerobos banjir yang merendam desa Gunungjati, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Banjir menerjang sejumlah desa di Kabupaten Cirebon. Warga berharap agar segera dilakukan peninggian tanggul sungai mengingat puncak musim hujan akan segera tiba. Banjir itu menerjang Blok Pagertoya, Desa Suranenggala Kulon, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Kamis (3/1). Banjir terjadi akibat anak Sungai Winong meluap.

"Air jadi melimpas ke perumahan penduduk," kata Camat Suranenggala, Indra Fitriani.

Indra menyebutkan, air mulai masuk ke perumahan warga di Blok Pagertoya sekitar pukul 02.00 WIB. Air menggenangi rumah warga dengan ketinggian beragam, antara 30 – 50 sentimeter.

Fitri mengaku belum mengetahui secara pasti jumlah rumah warganya yang terendam. Pasalnya, pendataan masih terus dilakukan.

"Pokoknya satu RW kena semua," terang Fitri.

Hingga saat ini, warga memilih bertahan di rumahnya masing-masing. Mereka pun berusaha mengeluarkan air dari dalam rumah dengan alat seadanya. Untuk menyelamatkan barang-barang berharga, mereka meletakkannya di tempat yang lebih tinggi.

Fitri mengakui, posisi desa tersebut terletak di bawah sungai sehingga genangan banjir tak cepat surut. Untuk itu, pihaknya mengerahkan dua pompa air untuk membuang air agar banjir segera surut.

Fitri menambahkan, banjjir yang menerjang wilayahnya itu merupakan banjir langganan yang kerap terjadi setiap tahhun di musim penghujan. Untuk itu, pihaknya sudah menghubungi BBWS Cimanuk Cisanggarung guna meminta peninggian  tanggul.

"Masak mau banjir terus di sini," tukas Fitri.

Selain di Suranenggala, banjir juga melanda rumah warga di Desa Gujeg, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Banjir diakibatkan jebolnya salah satu tanggul sungai di wilayah tersebut sehingga air mengalir deras menggenangi pemukiman warga.

"Banjir terjadi karena meluapnya Sungai Kreyo," kata seorang warga setempat, Muchtar.

Banjir terparah terjadi di blok tiga dan empat Desa Gujeg. Di kedua blok tersebut, ketinggian air mencapai hingga 50 sentimeter.

Hingga berita ini diturunkan, aparat TNI/Polri sedang terjun ke lokasi tanggul sungai yang jebol di Kecamatan Panguragan. Mereka membuat penahan tanggul darurat dari karung tanah untuk mencegah banjir agar tidak meluas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement