Kamis 03 Jan 2019 21:03 WIB

KEIN: Sektor Pertanian Tahun 2019 Semakin Lebih Baik

Prospek pertanian ke depan membaik terutama harga sawit, karet, kopi dan teh

Petani memanen jagung di Panyileukan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/12/2018).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Petani memanen jagung di Panyileukan, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, Jakarta - Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) memperkirakan sektor pertanian pada 2019 semakin lebih baik dari tahun sebelumnya. Produktivitas hasil pertanian juga diprediksi meningkat.

Hal itu dikemukakan anggota KEIN kelompok kerja (pokja) pangan, industri dan kehutanan Benny Pasaribu. "Saya kira akan membaik (pertanian) ya. KEIN melihat prospek pertanian ke depannya akan membaik, terutama harga sawit, karet, cokelat, kopi, teh," ujar Benny berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (3/1).

Begitu juga pada subsektor tanaman, menurut Benny, dengan ketersediaan air yang kini semakin dibenahi melalui pembangunan embung serta waduk oleh pemerintahan Joko Widodo bakal mendongkrak produktivitas hasil komunitas pangan maupun perkebunan.

"Jadi ada dua hal, produksi pertanian meningkat dan harga-harga lebih stabil," ucap Benny.

Benny menganggap, walaupun lahan pertanian di Indonesia tergolong sulit untuk mendulang produktivitas, namun kerja keras Presiden Joko Widodo di sektor pertanian akan dapat membawa peningkatan.

Hal itu antara lain, ucap Benny, dapat dicermati melalui penambahan embung, waduk sistem irigasi serta penemuan bibit unggul untuk pertanian.

"Dulu cuma 4,5 ton gabah untuk satu kali panen. Tapi sekarang sudah di atas 5,5 ton. Masa panennya masing-masing beda yang diambil rata-rata nasional, dari Aceh sampai Papua berbeda. Jadi kita ambil rata-rata masa panennya itu dihitung produktivitas sejumlah itu, jadi ada peningkatan," ujar Benny.

Menurut Benny, guna mendukung peningkatan produktivitas pertanian nasional tahun 2019, maka ada beberapa aspek yang perlu memperoleh sorotan.

Pertama, ucap Benny, cukupnya kebutuhan air untuk pertanian melalui pembangunan embung dan waduk irigasi. Lalu selanjutnya adalah benih bibit unggul.

"Yang ketiga adalah sistem pemupukannya. Kita akan memberikan perhatian lebih besar lagi untuk pupuk organik, bukan hanya anorganik ya. Untuk memulihkan lahan itu lebih penting," kata Benny.

Benny mengimbau, guna menjaga pertanian tahun 2019 semakin baik, maka patut diperhatikan adalah soal kecermatan antisipasi perubahan iklim.

Termasuk juga pergudangan dan jadwal waktu kebutuhan impor pangan yang dibuat sistemik. Sehingga jangan sampai ketika masuk masa panen, namun melakukan impor pangan.

Benny juga menyarankan, Kementerian Pertanian memprioritaskan produktivitas pertanian serta kesehjahteraan petani pada tahun 2019.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement