REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Daerah Operasi (DAOP) 1 PT KAI Dadan Rusdiansyah mengatakan jalur kereta api Pangrango jurusan Bogor-Sukabumi sudah bisa dilalui. Mulai hari ini, Jumat (4/1), KA Pangrango sudah beroperasi normal.
"Setelah uji kelayakan sore ini, pemadatan selesai, diukur semua, setelah dianggap bisa dilewati aman, besok kita sudah running tiket, Insyaallah besok (Jumat, red) KA Pangrango sudah bisa dioperasionalkan," kata Dadan saat ditemui di Stasiun Maseng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/1).
Perjalanan KA Pangrango Bogor-Sukabumi mengalami gangguan karena adanya longsor di Kampung Bojong Menteng, Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Kereta mulai berhenti beroperasi sejak Rabu (2/1) pukul 18.30 WIB.
Tercatat ada empat titik longsor di jalur lintasan Bogor-Sukabumi yang mengganggu perjalanan kereta api. Titik longsor tersebut yakni di petak jalan Bogor-Maseng tepatnya di KM 12+700, KM 12+200/300, KM 11+00/100, KM 11+200/300 dengan kedalaman bervariasi mulai dari tujuh meter.
"Kemarin terjadi longsor empat titik, dua kena longsoran dari atas, dua lagi longsoran dekat track," kata Dadan.
Pengerjaan perbaikan rel kereta telah dilakukan sejak Rabu malam, hingga berlangsung hari ini. Pemadatan tanah sudah dilakukan 90 persen, dan menebar balas atau batu split yang berfungsi sebagai penahan getaran kereta, hingga dipadatkan. Selanjutnya dilakukan pengukuran lengkung, karena di rel ada lengkung.
"Mudah-mudahan hari ini secara konstruksi sudah berdiri, dan sudah bisa padat. Besok layanan kereta api sudah berjalan normal, meskipun dengan kecepatan terbatas," katanya.
Menurut Dadan, mulai besok KA Pangrango sudah bisa normal, mulai beroperasi melayani pulang pergi dari Bogor-Sukabumi maupun sebaliknya. Sehari kereta api ini melayani enam kali perjalanan pulang pergi yakni tiga dari Bogor dan tiga dari Sukabumi. Total jumlah penumpang terangkut setiap harinya 474 orang, termasuk kereta eksekutif.
Dadan mengakui, terhentinya operasional KA Pangrango berimbas kepada turunnya pendapatan. KA Pangrango terdiri atas rangkaian kereta ekonomi dan eksekutif dengan tarif Rp 35 ribu untuk ekonomi dan Rp 80 ribu eksekutif.
Namun, lanjutnya, sudah menjadi kewajiban pihaknya untuk mengembalikan uang tiket kepada penumpang, ketika pihaknya tidak bisa menyelesaikan 100 persen layanan. "Kerugian tidak terlalu besar," kata Dadan.