Jumat 04 Jan 2019 18:41 WIB

Lima Proyek Energi Terbarukan Dipastikan Beroperasi di 2019

PLTB Jenopoto I akan menjadi salah satu proyek ikonik pada tahun ini.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo memperhatikan turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7).
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Presiden Joko Widodo memperhatikan turbin kincir angin usai meresmikan Pembangkit Listirk Tenaga Bayu (PLTB) di Desa Mattirotasi, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, Senin (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi mentargetkan pada tahun ini akan ada lima proyek energi baru terbarukan (EBT) yang akan beroperasi. Salah satunya yang menjadi andalan adalah PLTB Jenoponto I. 

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana menjelaskan proyek PLTB Jenopoto I akan menjadi salah satu proyek ikonik pada tahun ini. Proyek pembangkit tenaga angin tersebut akan memiliki kapasitas 72 megawatt. Jenoponto I merupakan PLTB kedua setelah Sidrap yang dimiliki Indonesia.

"Yang akan jadi ikonik tentu PLTB Jenoponto. Sisanya ada empat proyek Wilayah Kerja Panas Bumi (WKPB) yang juga akan on stream tahun ini," ujar Rida di Kementerian ESDM, Jumat (4/1).

Rida mengatakan, proyek B20 juga masih menjadi prioritas pada tahun ini. Selain itu, proyek green fuel yang menjadi proyek kerja sama bersama Pertamina akan segera direalisasikan.

Baca juga, Meski Subsidi Bengkak, Harga BBM dan Listrik tak akan Naik

"Kemarin kan sukses bikin green fuel di Plaju. Nah ini akan coba diterapkan di tempat lain. Pekan depan kita akan cek di Dumai. Di Dumai itu solar dengan skema atau teknologi one processing. Bukan membangun baru, tapi yang ada dimodifikasi sedikit," ujar Rida.

Untuk Konservasi Energi, kata Rida, pemerintah akan fokus mengkampanyekan energi bersih dan sehat. Ia mengatakan akan ada smart grid pada setiap elektronik yang bisa menghasilkan energi yang lebih hemat dan bersih.

"Kami juga akan mendorong penghematan dengan mulai mengintensifkan green killer. Yang menjadi pengguna listrik paling besar, itu akan kita ganti," ujar Rida.

Untuk realisasi di 2018, kata Rida, sudah ada 74 kontrak EBT yang diteken. Lima di antaranya sudah beroperasi. Sedangkan 30 proyek masih dalam tahap konstruksi dan 39 proyek lainnya masih membereskan tahap financial close atau penyelesaian pembiayaan.

Untuk komposisi bauran energi, hingga akhir 2018, proyek PLT Hydro masih mendominasi sebesar 70 persen atau sebesar 1.104 megawatt. Sedangkan Minihidro sebesar 18,3 persen. Untuk PLTP sebesar 5,5 persen atau sebesar 86 megawatt.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement