Sabtu 05 Jan 2019 03:11 WIB

Chevron dan Exxon Sumbang Produksi Minyak Terbesar 2018

Realisasi lifting minyak tahun 2018 tidak capai target.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolanda
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, Rabu (1/8).
Foto: ANTARA FOTO
Fasilitas minyak PT Chevron Pacific Indonesia di daerah Minas yang masuk dalam Blok Rokan di Riau, Rabu (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua perusahaan besar asal Amerika Serikat, Chevron dan Exxon menjadi penyumbang terbesar produksi minyak di Indonesia. Pertamina melalui anak usahanya, Pertamina EP menduduki posisi ketiga dari tiga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang banyak memproduksi minyak pada 2018 kemarin.

Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto mengatakan produksi Chevron Pacific Indonesia (CPI) di Blok Rokan sebesar 209,4 ribu barel per hari (bph). Di tempat kedua ada Mobil Cepu anak anak usaha Exxonmobil sebagai operator Blok Cepu dengan lifting minyak 209,3 ribu bph. Lifting minyak terbesar ketiga ditempati oleh Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina EP dengan realisasi lifting sebesar 79,9 ribu bph.

Meski menduduki produsen minyak terbanyak, secara target, perusahaan tersebut memang tidak mencapai target produksi yang telah ditetapkan pemerintah. "Realisasi lifting minyak memang tidak capai target. Secara total, lifting minyak tercatat hanya 778 ribu barel dari target yang dipasang pemerintah sebesar 800 ribu barel," ujar Dwi di Kementerian ESDM, Jumat (4/1). 

Sementara untuk tiga produsen gas terbesar pertama adalah BP Berau, sebagai operator Blok Tangguh dengan realisasi rata-rata sebesar 1,076 mmscfd. Capaian lifting ini sukses lampaui lifting tahun 2017 sebesar 965 mmscfd serta 108 persen melebihi target APBN 2018 yang dipatok sebesar 1.000 mmscfd.

Berada diposisi kedua adalah Conoco Phillps (Grissik) sebagai operator Blok Corridor. Untuk tahun 2018 rata-rata lifting gas sebesar 840 mmscfd atau 104 blok dari target di APBN sebesar 810 mmscfd serta jauh di atas sementara tahun 2017 sebesar  796 mmscfd.

Untuk tahun ini blok Mahakam melorot di tempat ketiga. Lifting gas dari blok yang sekarang dioperatori oleh PHE Mahakam pada  2018 sebesar 832 mmscfd, atau hanya 75 persen dari target APBN 2018 sebesar 1.110 mmscfd. Realisasi ini juga masih dibawah realisasi tahun 2017 sebesar  1.286 mmscfd. 

Dwi mengungkapkan Pertamina juga berhasil menjadi empat besar kontributor gas nasional yang juga menampatkan Pertamina EP. Lifting gas tahun 2018 rata-rata mencapai 814 mmscfd. "Realisasi 98 persen dari target APBN sebesar 832 mmscfd, sementara tahun capaian 2017 sebesar 798 mmsfcd," tutup Dwi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement