REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggemar novel karya Ika Natassa pasti sudah familiar dengan tokoh bernama Harris Risjad. Pada 14 Februari mendatang, Harris akan tampil dalam wujud nyata karena novel tersebut telah diadaptasi menjadi film. Adalah Herjunot Ali aktor yang ditunjuk untuk memerankan Harris Risjad.
Pemilihan Junot sebagai Harris cukup mengagetkan para pecinta Antologi Rasa. Hal ini lantaran pada film sebelumnya, Critical Eleven, sosok Harris Risjad sempat muncul dan diperankan oleh Refal Hady. Dalam Antologi Rasa, Refal justru diberi peran sebagai Ruly yang merupakan teman sekantor Harris. Ika Natassa pun memahami kebingungan para penggemar dan memberikan penjelasan.
"Di Critical Eleven, Harris bukan pemeran utama. Dalam perjalanan produksi Antologi Rasa kami memanggil Refal dan Junot. Mereka saling membaca naskah sebagai Ruly dan Harris. Ketika Refal jadi Ruly, ternyata tokoh itu jadi charming. Maka ia dipilih jadi Ruly," terang Ika dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/1).
Ika adalah orang yang tak mau mempercayakan satu tokoh hanya pada satu aktor atau aktris saja. Menurutnya penentuan peran didasarkan atas screen test dan barulah dipilih siapa yang paling pas. Di sisi lain, tekanan juga dirasakan oleh Junot. Aktor berusia 33 tahun itu mengaku memperoleh kritikan di dunia maya tatkala diumumkan menjadi pemeran Harris.
"Banyak yang kirim Direct Message (DM) ke saya katanya tidak cocok jadi Harris karena mukanya terlalu baik dan sebagainya. Mungkin mereka lupa saya dulu berangkat dari film 5 CM dan Realita, Cinta, dan Rock 'n Roll. Itu karakter yang bandel," jelasnya.
Harris, dalam pandangan Junot, adalah karakter yang humoris namun ketika berbicara serius tidak bisa dipandang remeh. Dia menduga orang yang mengkritik dirinya tak pantas jadi Harris mungkin berkaca pada perannya sebagai Zainuddin yang introvert di film Tenggelamnya Kapal Van der Wijk.
"Saya sudah tidak sabar untuk menunjukkan akting sebagai Harris besok tanggal 14 Februari. Ini bukan masalah Refal atau saya menjadi siapa. Tetapi ini masalah siapa yang bisa memberi nyawa pada tokoh-tokoh tersebut," terang Junot.