Sabtu 05 Jan 2019 13:46 WIB

AS tak Tetapkan Batas Waktu Penarikan Pasukan dari Suriah

Pada 14 Desember lalu, Trump mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolanda
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah
Foto: Syrian Civil Defense White Helmets via AP
Serangan udara dilancarkan di sekitar Idlib Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) tidak menetapkan batas waktu penarikan seluruh pasukannya dari Suriah. Hal itu menjadi indikasi bahwa pasukan AS akan tetap bertahan di negara tersebut hingga pertempuran melawan ISIS usai. 

"Kami tidak punya batas waktu bagi pasukan militer kami untuk mundur dari Suriah. Ini akan dilakukan sedemikian rupa sehingga sekutu dan mitra kami mempertahankan tekanan terhadap ISIS," kata pejabat senior Departemen Luar Negeri AS pada Jumat (4/1). 

Para pejabat AS mengatakan penarikan seluruh pasukan AS dari Suriah dapat memakan waktu berbulan-bulan. Namun menurut seorang pejabat senior yang mendampingi penasihat keamanan nasional AS John Bolton melakukan kunjungan ke Timur Tengah, Trump telah mendapat jaminan dari komandan militernya di Suriah bahwa misi mereka dapat diselesaikan dalam beberapa pekan saja.

Menurut juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Garrett Marquis, Bolton akan mengunjungi Turki dan Israel untuk membahas penarikan pasukan AS dari Suriah. "Bolton akan melakukan perjalanan ke Israel dan Turki untuk membahas penarikan pasukan AS dari Suriah dan bagaimana AS bekerja dengan sekutu dan mitranya untuk mecegah kebangkitan ISIS," katanya. 

Marquis mengungkapkan, saat berada di Turki, Bolton akan didampingi Kepala Staf Gabungan Jenderap Joseph Dunford dan utusan khusus AS untuk Suriah A James. Selain membahas ISIS, mereka diperkirakan akan mendiskusikan perihal kelompok Kurdi bersenjata yang didukung AS di Suriah untuk melawan ISIS. 

Turki diketahui memiliki misi untuk menumpas milisi Kurdi di Suriah. Sebab Ankara menganggap mereka sebagai teroris yang mengancam keamanan negaranya. 

Pada 14 Desember lalu, Trump mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS dari Suriah. Keputusan itu dibuat karena Trump mengklaim bahwa ISIS telah berhasil dikalahkan di negara tersebut. 

Selain disesalkan sekutu, keputusan AS juga ditentang Menteri Pertahanan Jim Mattis. Dia menilai kehadiran pasukan AS masih dibutuhkan di Suriah karena ISIS belum sepenuhnya dikalahkan. 

Namun Trump tak mau mengubah keputusannya. Merasa sarannya diabaikan, Mattis akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement