REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 2 Sandiaga Uno tak mempermasalahkan aksi Wali Kota Bogor Bima Arya, yang mengacukan satu jari saat bertemu dengan Cawapres nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin di Pondok Pesantren Al Ghazaly, di Jalan Cempaka, Kota Bogor, Sabtu (5/1). Menurutnya satu jari memiliki simbol yang universal.
"Tentunya simbol itu bisa satu, dua. Saya juga pernah tertangkap begini juga (mengacungkan telunjuk kanan) karena simbol tauhid, karena ini (mengacungkan jempol) juga semua jadi simbol universal," ujarnya di Kebayoran Baru, Jakarta, Ahad (6/1).
Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut menganggap sikap yang ditunjukan Bima Arya adalah sikap untuk memuliakan kedatangan seorang kyai ke daerah yang ia pimpin. Ia pun memahami posisi Bima Arya yang harus menghormati tamu kehormatan tanpa memandang terafilisasi dengan partai apa orang tersebut berasal.
"Beliau juga harus menyambut, kemaren saya kunjungan ke Kota Bogor juga wali kota walaupun tidak hadir tapi mengirimkan wakil dan telpon bilang saya nggak bisa (hadir). Jadi itu tugas dia sebagai tuan rumah jadi harus kita hormati," katanya.
Sebelumnya Ma'ruf Amin disambut sejumlah tokoh agama dan pejabat daerah saat mengunjungi Pondok Pesantren Al Ghazaly di Jalan Cempaka, Kota Bogor, Sabtu (5/1). Wali Kota Bogor Bima Arya sempat mengacungkan jari satu kepada awak media, yang disinyalir kuat sebagai bentuk dukungan kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Aksi Bima yang mengacungkan jari satu itu langsung diikuti oleh Ma'ruf dan sejumlah orang yang hadir di dalamnya. Kemudian Bima terlihat dikalungkan sorban khas yang biasa dipakai Ma'ruf. Menyambut itu, Bima menunduk takzim dan kemudian saling berpose bersama.
Sebagai tuan rumah, kata dia, kedatangan Ma'ruf Amin di Kota Bogor haruslah disambut dengan baik karena merupakan bagian dari adab umat Islam dalam menyambut tamu. Terlebih, menurutnya, Ma'ruf Amin merupakan guru umat Islam yang pernah memimpin banyak organisasi Islam.
"Jangankan kita, Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Bogor saja menerima dan menyambut. Apalagi, saya ini muridnya Ketua MUI, jadi harus menerima. Menyambut dengan baik," katanya.