Ahad 06 Jan 2019 15:59 WIB

Tantangan Dakwah di Kalangan Pelajar tidak Sederhana

IPM diminta berdakwah dengan cara kreatif.

Rep: Novita intan/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Dakwah
Foto: Republika/Mardiah
Ilustrasi Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto menyampaikan pentingnya IPM menafsirkan kembali hakikat dan strategi da’wah Muhammadiyah di tengah ribuan kader IPM se-Indonesia. Hal itu disampaikannya pada perhelatan Darul Arqam Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang diselengggarakan oleh PP Muhammadiyah, Sabtu (5/1).

Bagi Sunanto, dakwah IPM perlu menyasar kader pelajar Muhammadiyah sesuai kebutuhan dan kondisi eksisting kader Pelajar Muhammadiah. “Tantangan dakwah di kalangan pelajar saat ini tidak sederhana. Selain kebutuhan asupan materi pendidikan yang mampu menjawab persoalan yang dihadapi bangsa, tantangan lain adalah perubahan sosial politik serta teknologi yang memengaruhi perkembangan dinamika pendidikan di sekolah,” ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (6/1). 

Menurutnya, IPM perlu merumuskan desain hakikat dakwah dan strategi perjuangan dakwah IPM. Sunanto juga menekankan pentingnya dakwah humanis dan menggembirakan di kalangan pelajar Muhammadiyah. “Pendekatan kreatif dan sesuai dengan psikologi remaja perlu dipertimbangkan. Perintah Alquran seperti tertuang dalam surat An Nahl ayat 125 perlu diturunkan dengan pendekatan strategi yang kontekstual. Dengan demikian, dakwah IPM akan menjadi icon baru bagi gerakan dakwah pelajar Islam,” ucapnya. 

Sunanto juga menyampaikan selamat atas kepemimpinan baru PP IPM. Dalam konteks dakwah kebangsaan, Sunanto mengajak adik-adik IPM untuk membangun kolaborasi secara baik bersama Pemuda Muhammadiyah. “Orientasi dakwah kebangsaan kita adalah memastikan agar bangsa ini menjalankan amanah konstitusi dengan benar dan sungguh-sungguh. Untuk itu Angkatan Muda Muhammadiyah juga perlu melakukan distribusi kader bangsa dengan ruang yang tersedia,” ucapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement