REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membangun hunian sementara bagi penyintas bencana tsunami di provinsi Banten. Pembangunan hunian sementara (Huntara) diperkirakan akan memakan waktu dua bulan seiring dengan peralihan masa darurat bencana menjadi masa transisi.
"Berdasarkan rapat koordinasi yang dipimpin Gubernur Banten disepakati bahwa selesainya masa tanggap darurat pada 4 Januari 2019, maka dilanjutkan dengan periode transisi darurat selama dua bulan hingga 6 Maret 2019 dan selama masa transisi darurat ini akan dibangun hunian sementara," jelas Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (6/1).
Sutopo mengatakan, hunian sementara dibangun untuk menampung pengungsi yang rumahnya rusak ringan hingga rusak berat. Hunian itu lekas dibangun untuk meminimalisir gejolak sosial dan mengantisipasi musim hujan agar pengungsi dapat hidup lebih nyaman. Pembangunan itu juga dilakukan sebelum dibangun hunian tetap yang waktunya lebih panjang.
"Pemda Pandeglang akan mengajukan dana siap pakai ke BNPB untuk pembangunan huntara. Pengerjaan fisik huntara akan dilakukan oleh TNI," tuturnya.
Hingga Sabtu (5/1) BNPB mencatat jumlah korban meninggal sebanyak 437 orang, 9.061 orang luka, 10 orang hilang, dan 16.198 orang mengungsi. Sebagian pengungsi yang huniannya tidak rusak telah kembali ke rumahnya.
"Penanganan darurat masih dilakukan," kata Sutopo.