REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ijab Kabul pernikahan agung atau dhaup ageng Putra Mahkota KGPAA Paku Alam X, Bendera Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Bimantoro dengan Maya Lakshita Noorya digelar di Bangsal Sewotomo, Kagungan Dalem, Pura Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu (05/01) kemarin. Dengan begitu, Shita panggilan akrab mempelai wanita pun akan menyandang gelar kebangsawanan karena telah menjadi bagian dari Pura Pakualaman.
Salah satu tim penyusun buku dhaup ageng, Mas Ngabehi Citropanambang mengatakan, tradisi pemberian gelar di Pura Pakualaman tidak dengan melakukan proses wisuda seperti yang dilakukan di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Namun cukup dengan memberikan surat kekancingan atau sertifikat.
"Kalau di Pakualaman tradisi seremonial wisuda tidak ada. Tetapi nanti secara legal akan disusun dengan surat kekancingan dengan menyandang gelar Bendoro Raden Ayu Kusumo Bimantoro, mengikuti nama suami," kata Citropanambang di Puro Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu (05/01).
Sementara itu, gelar untuk Suryo panggilan akrab dari mempelai pria tidak berubah. Ia masih memegang gelar BPH Kusumo Bimantoro.
Resepsi dari dhaup ageng ini digelar pada 5 hingga 6 Januari. Pada hari pertama, tamu undangan yang datang mencapai 2.000 orang. Tamu undangan yang datang pun ada dari berbagai pejabat negara dan duta besar dari negara tetangga. Bahkan, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo juga turut menghadiri resepsi.
Pada hari kedua resepsi terbuka untuk masyarakat umum. Tamu yang datang pun mencapai 4.400 tamu. Resepsi apda hari kedua ini digelar mulai pukul 18.30 WIB hingga 21.30 WIB.