REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Perbaikan tanggul Kali Bekasi di Perumahan Kemang Pratama, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi butuh tambahan dana. Penambahan tersebut seiring adanya kerusakan yang meluas sehingga mengakibatkan rekahan tanah serta tanggul rawan roboh.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Bambang Hidayah, mengatakan, pihaknya baru akan menindaklanjuti perihal penanganan kerusakan tambahan tersebut pada pekan ini.
“Kami bicarakan dulu bersama Pusat Litbang Sumber Daya Air (Pusair) Jawa Barat. Pertama, untuk dasar pertimbangan penambahan biaya. Kedua, untuk rancangan desain berikutnya,” kata Bambang kepada Republika.co.id, Ahad (6/1).
BBWSCC saat ini tengah melakukan perkuatan pondasi tanggul Kali Bekasi di Jalan Express Raya sepanjang 70 meter dengan tinggi sekitar dua meter. Perkuatan itu dilakukan karena adanya pergeseran tanah yang membuat tanggul menjadi miring ke arah Kali Bekasi. Adapun fungsi tanggul untuk menahan debit air ketika tinggi karena kawasan Kemang Prataman merupakan permukiman rawan banjir.
Namun, pada 1 Januari 2019, tanggul yang rusak semakin meluas. Berdasarkan kajian BBWSCC bersama Pusair Jabar, terjadi rekahan tanah di tanggul Kali Bekasi sepanjang 140 meter. Rekahan itu terjadi pada tanggul yang sedang diperbaiki serta tanggul yang sebelumnya masih dalam kondisi baik sehingga tanggul miring makin memanjang.
Bambang mengatakan, tanggul sepanjang 70 meter yang sebelumnya sudah miring alhasil semakin miring dan rawan roboh. Sementara, kerusakan baru sepanjang 70 meter mesti segera diatasi agar kerusakan tidak semakin meluas.
“Tadinya, perbaikan di Jalan Express Raya yang kita lakukan sekarang itu hanya perkuatan pondasi saja. Dikarenakan semakin miring dan meluas kita akan lihat apakah perlu dibangun tanggul baru. Ini butuh dana lagi,” ujarnya.
Adapun perbaikan tanggul Kali Bekasi di Kemang Pratama saat ini sudah menelan anggaran pemerintah pusat sebesar Rp 11,68 miliar. Anggaran tersebut untuk perkuatan pondasi tanggul Kemang Pratama di Jalan Express Raya (70 meter), serta pembangunan tanggul baru di Jalan Intan (150 meter) dan Jalan Nilam (30 meter). Sedangkan perkiraan tambahan dana akibat kerusakan yang meluas itu, Bambang belum dapat menyebutnya.
Menurut dia, tambahan alokasi dana untuk pembangunan tanggul di Kemang Pratama tidak disediakan dalam APBN 2019. Oleh sebab itu, anggaran baru dapat teralokasikan dalam APBN-Perubahan 2019. Namun, lanjut Bambang, biasanya alokasi tambahan untuk pembangunan tanggul baru bisa dianggarkan pada tahun berikutnya.
“Mudah-mudahan bisa di APBN Perubahan 2019, kalau tidak ada ya tahun 2020,” ujar dia. Bambang mengaku juga telah berkomunikasi dengan Komisi V DPR RI agar dapat disediakan tambahan anggaran pada tahun ini. Mengingat, kerusakan tanggul cukup parah dan membahayakan kontur tanah di sekitar tanggul.