REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Bagaimana menentukan kecantikan seekor unta yang bisa mendapatkan hadiah jutaan riyal di Arab Saudi?
Mereka dinilai dari bentuk bibir yang merekah penuh, bagaimana lenggak lenggok jalannya, dan juga seberapa besar ukuran punuk mereka. Inilah yang menjadi keunikan dari festival unta Raja Abdulaziz di Arab Saudi yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Setiap tahun, ratusan ribu penonton dan lebih dari 30 ribu unta melakukan perjalanan ke wilayah gurun Al-Dahnaa untuk mengikuti festival ini, sekitar 90 menit di selatan Riyadh, ibu kota Arab Saudi. Kontes itu adalah titik puncak dari festival selama sebulan, tontonan di mana keindahan, tradisi, dan kekayaan luar biasa menjadi satu.
Ratusan unta diarak di depan para juri untuk mencari tampilan unta yang paling anggun dengan karakteristik antara lain: leher panjang, bentuk hidung, tinggi, warna, ukuran tubuh, cara mereka berjalan, dan ukuran telinga mereka.
Dengan unta terbaik akan mendapat hadiah hingga 1 juta riyal (sekitar Rp 4 miliar), persaingan sangat ketat dan beberapa pemilik unta bahkan menggunakan cara curang. Beberapa hari sebelum kontes Festival Unta 2018, 12 unta didiskualifikasi setelah terungkap bahwa mereka telah disuntik dengan Botox untuk mempercantik bibir, hidung, dan rahang mereka.
Kriteria yang dicari?
Ada hadiah di festival unta tercepat dan berperilaku terbaik, tetapi penghargaan tertinggi dari semua perlombaan dalam festival ini diberikan untuk unta yang paling indah. Seperti halnya persaingan tingkat tinggi lainnya, ada panduan ketat bagi siapa pun yang ingin unta mereka ikut dalam kontes ini. Kontes ini hanya terbuka untuk unta betina murni dari Arab Saudi, unta dari luar negeri tidak dijinkan ikutserta.
Beberapa pemilik mengendarai unta mereka selama berhari-hari melintasi padang pasir untuk ambil bagian. Di pagi dan sore hari sebelum kontes, unta-unta betina akan diberi makan resmi berupa barley dan clover (sejenis bunga rumput) agar mereka tetap terlihat sebagai yang terbaik.
Mereka juga diperiksa oleh dokter hewan yang mencari penyakit dan tanda-tanda tampilan yang tampak alami, sebuah daftar pemeriksaan yang dirancang untuk mengungkap adanya kecurangan. Unta dengan bibir penuh dan penampakkan alami yang akan dimahkotai sebagai pemenang kemudian dapat dilelang di sebuah paviliun, di mana unta teratas dapat dihargai jutaan riyal.
Memelihara tradisi tetap hidup
Menilai standar kecantikan unta mungkin terlihat aneh bagi orang di luar Arab Saudi, tetapi itu adalah cerminan dari ikatan panjang hewan dengan manusia di Arab Saudi. Penyelenggaraan festival tahunan ini bertujuan untuk mencerminkan aspek tradisional warisan budaya Saudi, di mana unta diberikan tempat khusus.
Unta tetap menjadi simbol abadi gaya hidup gurun nomaden Arab Badui, dan tautan ke tradisi di negara yang dengan cepat dimodernisasi oleh kekayaan minyak yang luar biasa. Khedir Almoyadi, yang dibesarkan di Arab Saudi tetapi telah tinggal di Australia saat belajar PhD, mengatakan ikatan ini menjelaskan mengapa ada lebih dari 100 kata dalam bahasa Arab untuk unta.
"Ketika Anda berada di sekitar unta seperti kita saat ini, Anda bisa menyebutnya dengan bermacam sebutan," katanya.
Kata itu termasuk untuk menamai suara tertentu dari unta: al-righa adalah suara yang dibuat unta untuk mengekspresikan kekosongan dan kebosanan; al-dhabak adalah suara unta yang menangis ketakutan; al-irzam adalah saat seekor unta mengekspresikan rasa rindu.
Festival ini mengingatkan akan pentingnya hewan-hewan ini dalam sejarah Arab Saudi dan peran sentral mereka dalam kehidupan di gurun, ketika mereka diandalkan untuk transportasi dan makanan.
"Rasa hormat kami terhadap unta telah berlangsung lebih dari seribu tahun, jauh sebelum mobil, truk, dan bus dan bahkan sebelum ada jalan," Khedir menjelaskan.
"Kami menyebut unta sebagai 'kapal-kapal padang pasir' karena mereka akan membawa kami, dan semua barang-barang kami, dalam jarak yang sangat jauh melintasi pasir yang panas."
Festival unta tahunan
Bersamaan dengan kontes kecantikan ini, Festival Unta 2018 termasuk di dalamnya penyelenggaraan berbagai lomba dan perlombaan pertunjukan dengan hadiah beragam dengan total 213 juta riyal (78,8 juta dolar AS).
Balapan unta dilakukan di jalur sepanjang 8 kilometer di padang pasir, di mana seekor unta yang bertanding bisa mencapai kecepatan hingga 64 km per jam sambil dicambuk oleh robot joki yang dioperasikan melalui remote control.
Ada juga kedai makanan dan toko-toko suvenir, kebun binatang yang menampilkan segala bentuk dan ukuran unta dan sebuah planetarium yang menunjukkan bagaimana orang-orang Arab mengendarai unta melalui padang pasir yang dipandu oleh bintang-bintang. Festival ini dinamai Raja Abdulaziz, pendiri Arab Saudi modern, yang membentuk kerajaan melalui penaklukan militer, dan sering mengendarai unta.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti berita-berita lainnya dari situs ABC Indonesia.