Senin 07 Jan 2019 13:44 WIB

Netanyahu Minta AS Akui Dataran Tinggi Golan Wilayah Israel

Dataran Tinggi Golan direbus Israel dari Suriah pada 1967.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tentara Israel berjaga-jaga di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai negara zionis tersebut.
Foto: Reuters/Baz Ratner
Tentara Israel berjaga-jaga di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai negara zionis tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu meminta Amerika Serikat (AS) mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari teritorialnya. Hal itu disampaikan Netanyahu saat menjamu penasihat keamanan nasional AS John Bolton di Yerusalem pada Ahad (6/1). 

Di hadapan Bolton, Netanyahu menyatakan Dataran Tinggi Golan sangat penting bagi keamanan Israel. "Ketika Anda berada di sana, Anda akan dapat memahami dengan sempurna mengapa kita tidak akan pernah meninggalkan Dataran Tinggi Golan dan mengapa penting bahwa semua negara mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan," kata Netanyahu, dikutip laman the Times of Israel. 

Menurut Netanyahu, hal itu juga telah disampaikan kepada Presiden AS Donald Trump. Oleh sebab itu, ia berharap AS dapat mewujudkan permintaannya. 

Dataran Tinggi Golan direbut Israel dari Suriah selama Perang Enam Hari 1967. Tel Aviv kemudian menganeksasi wilayah tersebut, tapi ditentang dan tak diakui masyarakat internasional. Hingga kini Dataran Tinggi Golan masih menjadi wilayah yang dipersengketakan. 

Saat menerima kunjungan Bolton, Netanyahu sempat memuji Trump karena telah mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan menarik AS dari perjanjian nuklir Iran. Dia pun sangat mengapresiasi AS karena selalu membela Israel di forum-forum internasional. 

"Anda telah mendukung, baik dalam kata maupun tindakan, hak Israel untuk mempertahankan diri, yang kami lakukan terus menerus. Penting untuk mengetahui bahwa kita mendapat dukungan dari teman dan sekutu kita yang hebat, AS," ujar Netanyahu. 

Sementara itu, Bolton meyakinkan bahwa keamanan Israel di kawasan tetap menjadi fokus AS, terlebih setelah Trump memutuskan menarik seluruh pasukannya dari Suriah. AS, kata Bolton, akan berupaya menghilangkan kekhawatiran Israel terhadap potensi agresi Iran setelah pasukan AS dipulangkan dari Suriah. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement