REPUBLIKA.CO.ID, Sukabumi -- Pada penghujung 2018 kemarin, Indonesia kembali berduka dengan terjadinya bencana tanah longsor yang menimpa warga Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi. Sejak bencana terjadi, lembaga-lemabaga kemanusiaan sontak berbondong-bondong mendatangi lokasi bencana. Seperti yang dilakukan tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur'an yang telah berjaga sejak hari pertama peristiwa ini terjadi.
Koordinator SIGAB Didi Kurniawan menjelaskan, tim relawan SIGAB dibagi dua shift, yaitu pagi dari pukul 07.00 sampai 12.00 WIB, dan dari pukul 13.00 sampai 17.00 WIB. Sejak bencana longsor menimpa Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat , pada Senin (31/12) lalu, Tim Siaga Bencana (SIGAB) PPPA Daarul Qur'an telah membantu proses evakuasi, bekerja sama dengan BNPB, Basarnas, Polri, TNI dan sejumlah lembaga lainnya.
Ia menuturkan, jalan masuk menuju lokasi longsor sangat sulit. Tim SIGAB terus bergerak dengan berbagai alternatif menggunakan ojek sepeda motor untuk dapat menembus akses menuju titik lokasi dengan melewati kurang lebih 10 kilometer (km) jalan curam dan tebing-tebing. “PPPA Daarul Qur'an akan terus mendistribusikan bantuan yang menjadi kebutuhan mendesak para korban di pengungsian dan menyampaikan amanah para donatur,” ucap Didi.
Adapun bantuan yang diberikan antara lain peralatan sekolah bagi para pengungsi yang kehilangan harta benda akibat longsor. Menurut dia, akibat banyaknya rumah yang rusak, banyak warga memilih tinggal di rumah sanak-saudara yang selamat dari bencana longsor. Sehingga tim harus mendatangi sejumlah wilayah yang kemungkinan menjadi tempat bernaung para pengungsi.
"Kami ke sana membagikan tas, kaos kaki, buku, pensil, penghapus, penggaris, rautan serta tidak lupa iqro untuk mereka mengaji setiap hari," ucap Didi.
Harlina menyatakan terima kasih kepada para donatur. "Terima kasih kepada para donatur karena sudah mengaikan tas dan perlangkapan sekolah lainya,” tutur Harlina, siswi kelas dua sekolah dasar yang menjadi salah satu penerima bantuan.
Dikabarkan hingga Ahad (6/1) kemarin, terdata sebanyak 32 korban tewas yang berhasil ditemukan, sedangkan satu jiwa lainnya belum ditemukan. Bencana lonsor yang terjadi, pada Senin (31/12) pukul 18.00 WIB ini, menimbun pemukiman warga yang menyebabkan 29 unit rumah rusak parah.
Dari 100 warga yang menempati lahan di pinggiran kawasan Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) itu, sebanyak 64 berhasil menyelamatkan diri dan diselamatkan. Tiga orang mengalami luka berat dan telah dievakuasi ke RSUD Palabuhanratu, dan 33 orang dinyatakan hilang.