REPUBLIKA.CO.ID, MERAK -- Kapal buatan Cina 'Neomi' yang dioperasikan oleh PT Munic Line mulai melayani penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni hari ini, Senin (7/1). Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi meresmikan pengoperasian tersebut di Pelabuhan Merak.
Budi mengatakan bahwa kapal tersebut sudah memenuhi ketentuan Peraturan Menteri Nomor 88 Tahun 2014 Tentang Pengaturan Ukuran Kapal Angkutan Penyeberangan di Lintas Merak-Bakauheni di mana seharusnya mulai 24 Desember 2018, seluruh kapal yang beroperasi di lintasan Merak-Bakauheni tidak boleh di bawah ukuran 5.000 GT.
"Kapal di bawah 5.000 GT harus keluar dari lintasan ini, ini adalah semangat baru dibangun operator menyesuaikan regulasi pemerintah dan betul-betul sadar," katanya.
Budi menjelaskan waktu sandar yang dibutuhkan bagi setiap kapal adalah sama, baik berukuran besar maupun kecil. Karena itu, menurut dia, jika kapal kecil masih beroperasi tidak akan efisien karena memakan waktu yang sama, namun tidak bisa memuat banyak penumpang.
"Waktu sandar dan sailing time untuk kapal-kapal itu semua sama, mau besar mau kecil, kapal besar bisa langsung nyedot banyak, kapal kecil enggak," katanya.
Dia menjelaskan PM 88/2014 untuk mengantisipasi lonjakan jumlah penumpang karena tol Bakauheni-Palembang akan tersambung. Selain itu, lanjut dia, peraturan tersebut agar kejadian antrean panjang pada arus mudik 2010-2011 di Pelabuhan Merak tidak terjadi.
Kapal KMP Neomi jenis Ro-Ro dibuat di Fujian, Cina pada 2018. Kapal yang memiliki kecepatan hingga 15 knot itu mampu mengangkut 400 penumpang dan 130 unit kendaraan.