Selasa 08 Jan 2019 14:54 WIB

Tersangka Utama Pembunuhan Khashoggi tak Jelas Keberadaannya

Qahtani terlihat oleh penduduk di pesisir Jiddah.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Tersangka utama pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi, Saud al-Qahtani terlihat bebas oleh penduduk di kota pesisir Jiddah. 

Catatan lain menyebutkan Qahtani, yang pernah menjadi ajudan utama Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) terlihat di sudut terpencil kerajaan tengah berbaring.

Namun seseorang yang dekat dengan pengadilan kerajaan Saudi yakin bahwa Qahtani berada di bawah tahanan rumah meski dia sendiri tidak bisa memastikan.

Pada Kamis pekan lalu, jaksa penuntut umum Saudi mengatakan, 11 terdakwa telah berada di pengadilan. Kantor kejaksaan tidak menyebutkan apakah Qahtani ada di antara mereka atau tidak.

Langkah pemerintah Saudi terhadap Qahtani sangat diawasi ketat oleh Washington dan ibu kota negara asing lainnya guna membuktikan sikap transparan dan tulus Saudi dalam menuntut orang-orang yang terbukti terlibat dalam pembunuhan Khashoggi, termasuk para pejabat seniornya.

Badan Intelijen AS (CIA) telah menyimpulkan bahwa MBS berada di balik operasi pembunuhan Khashoggi. Namun berkali-kali para pejabat Saudi membantah keterlibatan MBS.  Pihak Saudi mengatakan, pembunuhan terjadi di luar perintah kerajaan.

Pemerintah Saudi tidak menanggapi permintaan komentar tentang Qahtani yang terlihat bebas di kota Saudi. Qahtani pun tidak menanggapi email soal komentar tentang keberadaannya.

Baca juga, Sumber: Butuh Tujuh Menit untuk Bunuh Khashoggi.

Amerika serikat telah memberlakukan sanksi kepada para tersangka kasus pemnuhan jurnlais Washington Post, termasuk Qahtani. Pemerintah Saudi mengatakan, Qahtani telah dipecat dari jabatannya sebagai penasihat pengadilan kerajaan.

Namun, kurangnya kejelasan tentang statusnya, menimbulkan pertanyaan apakah ia terus menggunakan pengaruh di belakang layar atau tidak. Beberapa orang berpendapat bahwa nasib Qahtani tidak penting. Yang lebih penting adalah apakah Arab Saudi telah mengambil langkah untuk menolak kebijakan represif yang telah dijalankan.

Menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia, Qahtani terlibat secara erat dalam penangkapan kritikus dan saingan pemerintah terhadap putra mahkota.

Diduga ia adalah orang yang melakukan penyiksaan terhadap para tahanan dan pengejaran agresif para kritikus kerajaan di luar negeri. Qahtani juga memainkan peran sentral dalam upaya Saudi untuk membawa pulang kritikus di pengasingan, seperti Khashoggi, kembali ke negara itu.

Akui pembunuhan

Setelah awalnya menyangkal peran apa pun dalam penghilangan Khashoggi, pemerintah Saudi mengakui pada pertengahan Oktober Khashoggi telah dibunuh oleh agen-agen Saudi dan mengumumkan Qahtani dan beberapa pejabat lainnya telah dipecat, karena alasan yang tidak ditentukan

Pemerintah menambahkan lebih detail beberapa pekan kemudiannya, bahwa penyelidikan menunjukkan pembunuhan itu adalah hasil dari upaya yang gagal untuk membawa Khashoggi pulang ke Saudi hidup-hidup.

Jaksa penuntut mengatakan, bahwa anggota tim Saudi di Istanbul telah melanggar perintah. Orang-orang yang akrab dengan kondisi penahanan aktivis hak-hak perempuan Saudi, mengatakan bahwa Qahtani secara pribadi mengawasi penyiksaan setidaknya dua perempuan.

Salah satu dari mereka yang Loujain al-Hathloul, dilecehkan oleh enam petugas keamanan di fasilitas penahanan rahasia beberapa bulan lalu.  "Saat mereka menciumnya dengan paksa sambil menyengatnya, Qahtani duduk di ruangan mengawasi anak buahnya dan mengejeknya," kata dua orang yang diberi pengarahan singkat tentang penahanannya.

Dalam beberapa pekan terakhir, beberapa warga Saudi membela Qahtani di media sosial. Satu orang mengunggah pesan di Twitter yang menilai desas-desus ini telah menargetkan Qahtani dan Ahmed al-Assiri, seorang mantan pejabat senior intelijen yang juga disebut jaksa dalam plot pembunuhan Khashoggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement