REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menargetkan akan meraup investasi sebesar 1,79 miliar dolar AS pada tahun ini. Dirjen EBTKE Rida Mulyana mengatakan target ini dipasang menyesuaikan RUPTL 2019-2024 yang sudah diketok.
Rida tak menampik target tahun ini memang lebih kecil dari target yang dipasang pada 2018 yang sebesar 2,01 miliar dolar AS. Rida menjelaskan, persoalan investasi di sektor EBTKE sangat erat kaitannya dengan RUPTL dan kebutuhan pembangkit yang juga melihat pertumbuhan permintaan.
"Jadi kalau melihat RUPTL, proyek-proyek yang memang bisa dikebut tahun ini sekitar 1,79 miliar dolar AS. Kita tidak mandek, artinya masih ada investasi yang masuk, kebanyakan yang datang dari luar negeri," ujar Rida di kantornya, Selasa (8/1).
Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Harris merinci rencana proyek yang akan digarap oleh pemerintah pada tahun ini masih didominasi oleh pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD), surya (PLTS) dan air (PLTA). Ia mengatakan ada sekitar 60 MW PLTD yang akan melakukan penandatanganan purchase agreement pada tahun ini.
Baca juga, Serapan Biodiesel 2018 Capai 6 Juta Kiloliter
"Sedangkan untuk nilai proyek yang pasti tahun ini akan PPA sebesar 510 juta dolar AS itu ada di PLTS, PLTA dan ada juga beberapa PLTM," ujar Harris.
Sedangkan di sektor panas bumi, Direktur Panas Bumi, Ida Nuryatin Finahari menjelaskan pada 2019 ini ada beberapa proyek PLTPanas Bumi yang akan beroperasi. Tepatnya Maret esok, kata Ida ada dua PLTP yang akan beroperasi.
"Mudah mudahan bisa ontime pada Maret 2019 besok itu Lumut Balai dan PLTP Muara Labuh. Sedangkan PLTP Sokoria rencananya baru akan beroperasi Semester II 2019 ini," ujar Ida.