REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Lima alat pendeteksi tsunami atau Tsunami Early Warning System (TEWS) yang terpasang di laut Selatan Cianjur, Jawa Barat, hingga saat ini belum diperbaiki karena rusak dan sudah tidak berfungsi.
Seketaris Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Cianjur, Sugeng Supriyanto mengatakan, alat tersebut di pasang di Kecamatan Cidaun, Sindangbarang, Agrabinta dan dua lainnya di pasang di titik tertentu.
"Alat tersebut di berikan Badan Nasional Penangulangan Bencana (BNPB) ke BPBD Cianjur pada 2010, sudah hampir delapan tahun alat tersebut ada di laut Selatan Cianjur," katanya di Cianjur, Selasa (8/1).
Namun, keberadaan alat pendeteksi tsunami tersebut mengalami kerusakan dan dipastikan sudah tidak berfungsi sejak dua tahun yang lalu. Sedangkan tugas pihaknya, hanya mengawasi alat tersebut, tidak diberikan kewenangan lain termasuk memperbaiki.
"BPBD Cianjur hanya memiliki wewenang sebatas mengawasi alat yang dititipkan ke petugas kecamatan yang menerima alat. Sejak alat dipasang di wilayah laut Selatan Cianjur, tidak disertai dengan serah terima alat tersebut," katanya.
Sehingga, pihaknya tidak dapat secara leluasa merawat atau mengawasi. Kerusakan alat pendeteksi tsunami tersebut sudah dilaporkan ke BNPB berbentuk surat resmi, ataupun secara langsung dalam rapat, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut.
"Tidak hanya di Cianjur, kerusakan alat pendeteksi dini tsunami itu juga terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Sehingga wajar kalau laporan dari Cianjur belum mendapat respons dari BNPB," katanya.
BPBD mengimbau warga di Selatan Cianjur, tidak khawatir dengan tidak berfungsinya alat tersebut karena warga di pesisir sudah bisa membaca atau melihat gejala alam apabila akan terjadi tsunami.