REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumatera Utara (Sumut) memprediksi permintaan dan harga ekspor kopi di 2019 relatif stabil seperti di 2018 atau sedikit lesu. Harga kopi menjadi salah satu faktor pendorong lesunya ekspor kopi Sumut tahun ini.
"Prediksi permintaan dan harga jual kopi yang sedikit lesu itu mengacu pada kondisi perekonomian global yang juga masih belum pulih," ujar Ketua AEKI Sumut Saidul Alam di Medan, Selasa (8/1).
Harga rata-rata ekspor kopi di 2018 untuk jenis Arabika sekitar 5,3-5,5 dolar AS per kilogram (kg). Sementara harga di lokal atau Kopi Arabika asalan berkisar Rp 63.000-Rp 65.000 per kg. Sedangkan harga Kopi Robusta berkisar Rp 27.000-Rp 28.000 per kg.
"Harga ekspor kopi di 2019 diprediksi tidak jauh dari angka di 2018 atau 5,3-5,5 dolar AS per kg," ujarnya.
Saidul menyebutkan, dengan harga ekspor sebesar itu, bisnis kopi dinilai kurang menjanjikan. Disebut kurang menjanjikan, katanya, karena harga jual dan beli di lokal hampir sama. Meskipun, nilai tukar dolar AS atas rupiah menguat.
Saidul menyebutkan, akibat kurang menjanjikan, eksportir berupaya menjual di pasar lokal memanfaatkan masih bermunculannya kafe kopi. "Pengusaha berharap 2019 dan tahun ke depannya, bisnis kopi semakin menjanjikan sejalan dengan mulai banyaknya peremajaan tanaman kopi di dalam negeri," ujarnya.
Baca juga, Ekspor Kopi Aceh Catat Rekor Tertinggi